KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan terus berupaya agar kinerjanya tetap solid tahun ini meskipun pandemi Covid-19 berakhir. Perusahaan ini sangat diuntungkan dari pandemi sehingga berdampak pada kinerjanya sebelumnya. Tahun ini, perusahaan farmasi ini menargetkan bisa mencatat kinerja sama seperti sebelum pandemi. Untuk itu, KAEF akan gencar menambah produk dari penyakit yang punya incidence rate tinggi seperti tuberkulosis, diabetes hingga kardiovascular. Rencananya KAEF akan meluncurkan alat deteksi tuberkulosis. “Di samping itu kami punya produk vitamin, mineral, suplemen dan juga kami sekarang lagi kembangkan untuk menopang,” kata Direktur Portofolio, Produk dan Layanan Kimia Farma Jasmine Karsono baru-baru ini.
Kimia Farma mengalokasikan biaya sekitar 1%- 1,5% dari pendapatan untuk pengembangan produk. Sementara untuk alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex) masih salam seperti tahun sebelumnya. Selain berupaya menjaga kinerjanya, Kimia Farma juga terus berkomitmen mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanah Air. Salah satunya langkahnya dengan mengajak para UMKM binaannya mengikuti program Graduation UMKM Academy 3.0. Program tersebut merupakan puncak dari serangkaian kegiatan UMKM Academy yang telah diselenggarakan sejak November 2022. Melalui kegiatan ini, Kimia Farma memberikan pemberdayaan dan pendampingan UMKM yang menitikberatkan pada upaya peningkatan daya saing dengan pendekatan aspek manajerial UMKM yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan secara aktif mentor profesional agar semakin berkembang dan mandiri. Direktur Sumber Daya Manusia Kimia Farma, Dharma Syahputra, menyampaikan bahwa UMKM Academy ini merupakan perhelatan kali ketiga. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini Kimia Farma membagi UMK menjadi 2 level yaitu level basic dan level intermediate yang dilihat dalam aspek digitalisasi dan brand identity.
“Para pelaku UMKM mendapatkan pelatihan inkubasi bisnis selama 4 bulan dengan didampingi oleh mentor dan coach yang ahli di bidangnya. Aspek digitalisasi dan brand identity menjadi dasar pengkategorian level UMK. Hal ini adalah faktor pendukung untuk memperluas pangsa pasar UMKM,” ungkap Dharma dalam keterangan resminya, Sabtu (18/3). Teddy Poernama, Penata Kelola Perusahaan Negara Madya Keasdepan TJSL Kementerian BUMN, mengatakan kementerian akan mendorong UMKM untuk terus berkembang dengan berbagai program pembinaan. Sehingga agar nantinya dapat berkompetisi secara nasional dan internasional dengan produk dari luar negeri. “UMKM Academy 3.0 Kimia Farma merupakan peran BUMN dalam peningkatan kualitas pelaku UMKM. Graduation UMKM Academy 3.0 akan memberikan peluang bagi UMKM binaan Kimia Farma untuk dapat masuk sebagai rantai pasok BUMN khususnya Kimia Farma melalui pendekatan Creating Shared Value (CSV)," ujar Teddy. Dharma menambahkan, UMKM Academy menjadi bukti keterlibatan Kimia Farma dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Perseroan terus bergerak bersama Pemerintah untuk mendukung tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), sesuai dengan program TJSL BUMN yang berfokus pada 3 bidang yaitu pendidikan, lingkungan dan pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk