JAKARTA. Harga komoditas di pasar global yang lesu menjadi alasan PT Aneka Tambang Tbk menetapkan target yang konservatif untuk tahun ini. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan itu memproyeksikan, pendapatan dan laba bersihnya selama 2013 stagnan, alias sama dengan, realisasi di tahun lalu. Sepanjang tahun 2012, perusahaan yang menyandang kode saham ANTM itu, mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 10,41 triliun. Sementara laba bersihnya sebesar Rp 1,07 triliun. "Perkiraannya tidak jauh berbeda dari tahun lalu," ujar Djaja M Tambunan, Direktur Keuangan Aneka Tambang, Senin (22/4). Volatilitas harga yang tinggi membuat manajemen ANTM enggan mematok target terlampau tinggi.
Padahal, tahun ini, perusahaan menargetkan semua produksi dan penjualan produk tambang , kecuali feronikel, naik. Ambil contoh untuk bijih nikel. Di tahun ini, ANTM menargetkan bisa memproduksi bijih nikel sebanyak 13 juta ton metrik basah (wmt). Sedangkan volume penjualannya diharapkan bisa mencapai 11,3 juta wmt. Tahun lalu, realisasi produksi bijih nikel Antam, baik bijih nikel kadar tinggi dan kadar rendah, sebesar 9,44 juta wmt. Sedang volume penjualan berkisar 8 juta wmt. Djaja menuturkan, penjualan bijih besi akan menjadi salah satu penopang kinerja Antam di tahun ini. Karena itu, Antam akan memaksimalkan penjualan bijih besi, khususnya ke pasar ekspor. Ekspor bijih besi sudah tidak bisa dilakukan di tahun depan. Itu sesuai dengan aturan terbaru pemerintah yang melarang penjualan mineral mentah ke pasar luar negeri. Antam tetap akan menggenjot produksi emas di Pongkor dan Cibaliung. Targetnya, produksi dari kedua konsesi itu mencapai 3.316 kg atau setara dengan 106.612 troi ons. Tahun lalu, realisasi produksi emas Antam sebesar 2.849 kg (91.597 troi ons). Namun untuk penjualan emas, Antam tidak memasang target yang tinggi, hanya sekitar 7.601 kg atau 244.378 troi ons, naik tipis daripada pencapaian tahun lalu, 7.042 kg alias 225.827 troi ons. Kuartal I-2013 Maklumlah, belakangan ini, harga emas terus anjlok. Bahkan, harga emas sempat menyentuh US$ 1.361 per troi ons. Antam masih memproyeksikan harga jual emas tahun ini sekitar US$ 1.500 per troy ons. Djaja menuturkan, proyeksi itu sangat mungkin berubah. "Tetapi untuk saat ini saya belum bisa pastikan revisinya," tutur Djaja. Antam juga memasang target produksi bauksit dan batubara tahun ini lebih besar daripada realisasi sepanjang tahun lalu. Volume produksi masing-masing produk tambang itu, ditargetkan bisa mencapai 350.000 wmt dan 1,2 juta ton. Tahun lalu, produksi bauksit dan batubara ANTM tercatat 194.190 wmt dan 607.606 ton.
Nah, tambang yang produksi dan penjualannya mengalami penurunan adalah feronikel. Jika hingga akhir 2012 produksi dan penjualan feronikel Antam masing-masing 18.372 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan 19.530 TNi, maka tahun ini, diperkirakan produksi dan penjualan feronikel Antam hanya berkisar 18.000 TNi. Penyebab penetapan target yang lebih rendah adalah penghentian operasi furnace-1 yang ada di pabrik FeNi 1. "Realisasi per Maret 2013, pro rata, sesuai target," tutur Djaja. Artinya, realisasi produksi dan penjualan di kuartal I 2013 adalah hasil bagi target setahun dengan jumlah kuartal dalam satu tahun penuh. Jadi, penjualan feronikel per Maret 2013 sekitar 4.500 TNi, bijih nikel sekitar 2,82 juta wmt, dan emas berkisar 1.900 kg. Begitu pula penjualan bauksit dan batubara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Amailia Putri