Kinerja ADHI naik, tapi masih jauh dari target



JAKARTA. Kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sepanjang kuartal I-2014 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, pencapaian itu masih jauh dari target yang ingin diraih perseroan di tahun 2014.

Laba bersih ADHI per akhir Maret 2014 tercatat sebesar Rp 16,23 miliar. Angka ini melesat 40,88% dari Maret 2013 yang sebesar Rp 11,52 miliar. Peningkatan ini buntut dari naiknya pendapatan usaha perusahaan dari Rp 1,36 triliun menjadi Rp 1,43 triliun.

Kendati demikian, pencapaian tersebut masih jauh dari yang ditargetkan. Tahun ini, manajemen ADHI memproyeksikan laba bersih bisa menyentuh angka Rp 570,6 miliar dan pendapatan usaha senilai Rp 14,7 triliun.


Artinya, kinerja Adhi Karya di triwulan I-2014 masih di bawah 10% dari yang ditargetkan. Khususnya, laba bersih, realisasi di tiga bulan pertama porsinya masih 2,8% dari target.

M Aprindy, Sekretaris Perusahaan ADHI mengatakan, secara iklim bisnis dan historis, kinerja perusahaan konstruksi akan mulai naik signifikan pada kuartal dua dan kuartal tiga setiap tahunnya.

Guna mengejar target itu, manajemen ADHI tidak akan mengandalkan lini bisnis konstruksi saja. Walaupun, bisnis ini masih akan memberikan kontribusi terbesar.

Dari Rp 21,1 triliun target kontrak baru tahun ini, 54% atau Rp 11,9 triliun masih dalam berupa proyek konstruksi. Selanjutnya, proyek engineering, procurement, construction (EPC) diharapkan bisa menyumbang Rp 2,7 triliun.

Perseroan juga tengah menggenjot proyek properti dan realty. Tahun ini, masing-masing sektor tersebut diperkirakan bisa berkontribusi sekitar Rp 1,3 triliun dan Rp 777,7 miliar.

Tidak berhenti sampai di situ, ADHI juga melakukan diversifikasi bisnis.Di awal April 2014 kemarin, ADHI resmi akan masuk ke bisnisĀ  penyelenggaraan sarana dan prasarana perkeretaapian, termasuk monorel. Selain itu, ADHI juga masuk ke bisnis hotel.

M Aprindy berharap, dengan adanya penambahan lini tersebut, perseroan mampu meraih target yang ingin dicapai.

"Serta (bisa) memperoleh pendapatan berkelanjutan di kemudian hari," ujarnya.

Adapun, guna melancarkan pengerjaan proyek-proyek tahun ini, perseroan menyiapkan dana Rp 879 miliar sebagai belanja modal. Sumber pendanaan diperoleh dari hasil penerbitan obligasi tahap II, cadangan perusahaan, dan pinjaman bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia