Kinerja AKRA Tersokong Penjualan Lahan Industri, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT AKR Corporindo (AKRA) diproyeksi moncer berkat penjualan lahan di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Tahun ini, AKRA berekspektasi dapat menjual 70 hektare (ha) hingga 75 ha lahan di JIIPE. 

Target ini naik hampir dua kali lipat dari realisasi penjualan lahan pada tahun 2022, yakni seluas 44,5 ha.

Analis UOB Kayhian Sekuritas Posmarito Pakpahan mengatakan, naiknya target penjualan lahan tahun ini disebabkan tingginya permintaan, yang didukung oleh pengembangan ekosistem manufaktur di JIIPE dan statusnya sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).


Status sebagai Kawasan ekonomi khusus ini dinilai menarik bagi perusahaan industri berat dan berteknologi tinggi, serta industri terkait hilirisasi mineral.

Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) Serap Capex Rp 120 Miliar di Kuartal I-2023, Ini Penggunaannya

Dengan asumsi harga dasar tanah sekitar US$ 150 per meter persegi, JIIPE diestimasikan dapat membukukan pendapatan Rp 1,8 triliun dari penjualan lahan, naik 98% dari pendapatan penjualan lahan tahun. 

Pada kuartal pertama 2023, JIIPE membukukan Rp 482 miliar dari penjualan cadangan lahan seluas 19,6 ha.

Dengan kenaikan penjualan lahan JIIPE, Pakpahan mengestimasi adanya ekspansi margin AKRA. Sebab, JIIPE akan berkontribusi lebih besar terhadap laba kotor AKRA. 

Dari estimasi laba kotor AKRA sebesar Rp 4,2 triliun, JIIPE diperkirakan memberikan kontribusi 27% dari estimasi. Sisanya disumbang oleh segmen perdagangan dan distribusi sebesar 63% dan segmen lainnya berkontribusi 10%.

 
AKRA Chart by TradingView

Dia memproyeksikan margin laba kotor AKRA tahun ini sebesar 9,9% dan margin laba bersih 5,8% pada tahun 2023, naik masing-masing sebesar 0,9% dan 0,7% dari tahun lalu.

Pakpahan mempertahankan rekomendasi buy saham AKRA dengan target harga yang lebih tinggi di Rp 1.750 dari sebelumnya Rp 1.600. 

“Risiko rekomendasi ini di antaranya volume penjualan yang lebih rendah dari perkiraan, penurunan harga bahan kimia dasar, dan penjualan lahan JIIPE yang lebih rendah dari perkiraan," tulis dia dalam riset, Jumat (19/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi