Kinerja Anda terpengaruh status asmara Anda



JAKARTA. Mungkin Anda pernah mendengar jargon "Di balik pria sukses ada wanita di belakangnya". Jargon tersebut boleh jadi benar. Menurut survei yang dilakukan situs pencari kerja Jobstreet.com, status hubungan juga mempengaruhi produktivitas di tempat kerja.

Ambil contoh, hasil survei pada pekerja yang masih berstatus single. 17% responden yang masih single merasakan efek positif dari status ini. Rata-rata, pekerja yang merasa puas dengan status single-nya adalah pekerja yang punya ambisi dalam hal pengembangan karier.

Mereka menganggap waktu single sebagai saat yang tepat untuk mengasah kemampuan serta memperkaya pengalaman. "Tawaran untuk bertemu dengan berbagai orang baru sambil mengembangkan jaringan profesionalnya, menjadi faktor motivasi utama," urai Jobstreet.com dalam siaran pers, Kamis (3/3). Selain itu, 16% pekerja yang masih jomblo merasa lebih fokus dalam bekerja karena tidak disibukkan oleh masalah dengan pasangan yang mampu menurunkan tingkat fokus bekerja.


Tapi, status jomblo juga bisa memberi efek negatif, yakni ketiadaan pasangan yang mampu mendengarkan keluhan diri mereka. 27% responden mengungkapkan hal tersebut. Dampaknya, si pekerja jomblo bisa merasa stres di tempat kerja. Stres juga dapat muncul karena tekanan lingkungan bekerja untuk memiliki pasangan.

Lain lagi pekerja yang tengah melakukan pendekatan, atau bahasa kerennya pedekate. 60% responden dengan status ini merasa lebih percaya diri dalam memberikan ide serta berkontribusi di lingkungan bekerja.

Bahkan, melakukan pedekate bisa membuat si pekerja jadi sosok yang lebih dipercaya oleh atasan. Pekerja yang dalam status pendekatan juga berusaha mendapatkan kenaikan gaji dan naik ke jenjang karier yang lebih tinggi, tujuannya supaya bisa memberi kesan positif kepada calon pasangan.

Bagaimana dengan pekerja yang sudah memiliki pacar? 49% responden yang sudah memiliki kekasih menyatakan dirinya bahagia dan merasa lebih giat untuk bekerja. 51% responden memfokuskan tujuan hidupnya pada menabung untuk biaya pernikahan dan atau melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Status pacaran juga mampu meningkatkan kualitas pekerjaan. Pekerja terpicu lebih teliti dalam bekerja. Hal ini terjadi karena para responden merasa bahagia bila bisa berbagi suka dan duka kepada pasangan tentang apa yang terjadi di lingkungan pekerjaan. Stres yang dialami responden juga berkurang sehingga mereka bisa lebih fokus pada pekerjaan. 

Kondisi yang gawat justru terjadi pada pekerja yang sudah menikah. Responden yang sudah menikah menunjukkan adanya penurunan ambisi untuk meningkatkan karier ke jenjang yang lebih tinggi. 33% responden yang telah menyandang status menikah, menyatakan sudah cukup mapan secara finansial dan merasa telah bekerja keras untuk memantapkan karier di masa pendekatan dan berpacaran.

Jadi, dari survei tersebut, bisa dibilang pekerja yang belum menikah bisa lebih produktif dalam mendorong kinerja perusahaan. Nah, tinggal bagaimana manajemen perusahaan memanfaatkan status asmara karyawannya tersebut.

Jobstreet.com melakukan survei terhadap 3.000 responden. Dari jumlah responden tersebut, 711 di antaranya berstatus single, 249 orang sedang dalam tahap pendekatan, 654 orang berstatus pacaran dan sisanya sudah menikah. Survei dilakukan Februari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata