Kinerja Aneka Tambang (ANTM) Tertekan Pasar yang Lesu, Ini Kata Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih tumbuh sepanjang sembilan bulan pertama 2023. 

Antam membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 2,85 triliun hingga kuartal III-2023.

Angka ini tumbuh 8% dari laba periode berjalan pada sembilan bulan pertama tahun 2022 yang sebesar Rp 2,63 triliun. 


Namun, emiten pelat merah tersebut membukukan penurunan pendapatan 8,26% menjadi senilai Rp 30,8 triliun secara tahunan.

Analis Indo Premier Sekuritas, Ryan Winipta mengatakan, volume penjualan bijih nikel tetap kuat secara kuartalan dengan tumbuh 12% dan penjualan 3,1 juta wet metric ton (wmt) di kuartal III 2023. 

Baca Juga: Kinerja Masih Bertumbuh, Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham ANTM

Namun, rata-rata harga jual (ASP) bijih nikel turun 14% menjadi US$ 39 per ton.

Sementara volume penjualan feronikel (FeNi) turun signifikan menjadi 3,5 kt atau turun 44% secara kuartalan.

Hal ini disebabkan ketidakmampuan Antam menjual FeNi ke pasar, di tengah lemahnya permintaan dan situasi kelebihan pasokan.

Volume perdagangan emas juga terkoreksi 5% secara kuartalan menjadi 191 koz dengan ASP menurun 3%. 

 
ANTM Chart by TradingView

Sementara penjualan bijih bauksit mencatat pertumbuhan volume 44% per kuartal.

Di tengah pelemahan ASP, Indo Premier mencatat pertumbuhan marjin ANTM masih positif. 

Baca Juga: Analis Berikan Rating Buy Saham ANTM, Simak Ulasannya

Margin laba kotor meningkat sebesar 630 bps menjadi 20% di kuartal III.

Sebagian didorong oleh pergerakan persediaan barang jadi, di samping potensi penurunan biaya tunai penambangan dari bijih nikel.

Operational expenditure (Opex) ANTM meningkat sebesar 14% secara kuartalan, didorong oleh penurunan beban umum dan administrasi. 

Alhasil, ANTM melaporkan laba bersih sebesar Rp 959 miliar di kuartal III. 

Secara kumulatif hingga September 2023, laba yang diperoleh Antam mencerminkan 83% dari estimasi Indo Premier dan 78% dari konsensus.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Thomas Radityo melihat, ada potensi pelemahan lebih lanjut kinerja Antam terutama pada segmen pasar nikel kelas 2 dalam jangka menengah. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Tambang BUMN Tergerus Koreksi Harga Komoditas

Ciptadana Sekuritas Asia mempertahankan rating buy ANTM dengan target harga Rp 2.100, turun dari Rp 2.400. 

Sementara Indo Premier mempertahankan rating buy ANTM dengan target Rp 2.050 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli