Kinerja ANJT bisa terdongkrak pasca rilis The Fed



JAKARTA. Perusahaan perkebunan, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melihat bisnis tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini diantaranya, karena meredanya efek Elnino yang sempat menghantam kinerja emiten perkebunan ini.

Meredanya efek Elnino, meningkatkan produksi hasil perkebunan ANJT. Untuk produksi crude palm oil (CPO) mengalami peningkatan 25% sampai dengan akhir April 2017. Hal itu sejalan dengan peningkatan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) per hektar.

Empat bulan pertama tahun ini, produksi TBS sebanyak 5,2 ton per hektar, dibandingkan periode yang sama sebelumnya pada tahun lalu sebanyak 4,6 ton per hektar.


Muhammad Nafan Aji analis Binaartha Parama Sekuritas memprediksi prospek harga komoditas CPO akan membaik. Apalagi The Fed berencana meningkatkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.

Dengan demikian, maka dollar AS akan terapresiasi terhadap mata uang lainnya, termasuk ringgit Malaysia. "Terdepresiasinya ringgit Malaysia akan memberikan katalis positif terhadap penguatan komoditas CPO," kata Nafan kepada KONTAN, Senin (12/6).

Keadaan tersebut dinilai akan menjadi penopang kinerja ANJT tahun ini. Termasuk dalam meningkatkan hasil penjualan produk minyak kelapa sawit, dan inti sawit. Nafan memproyeksikan, pendapatan ANJT 2017 meningkat 2% (yoy) menjadi Rp 1,85 triliun.

Sementara secara bottom line, laba bersih ANJT diproyeksikan naik signifikan 934% (yoy) menjadi Rp 1,27 triliun. Dari sebelumnya Rp 123 miliar.

Saat ini, ANJT memiliki PER 4,23x lebih rendah dibandingkan dengan saham sekelas lainnya. Seperti SSMS dengan 4,45x, SGRO dengan 6,13x, PALM dengan 19,16x, dan TBLA dengan 7,4x.

Sementara PBV ANJT yakni 1,02x termasuk rendah di kelasnya. Sedangkan PBV SSMS yakni 4,45x, PBV SGRO yakni 0,96x, PBV PALM yakni 1,63x, dan PBV TBLA yakni 2,11x.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto