Kinerja Antam (ANTM) berpotensi menanjak, simak rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM, anggota indeks Kompas100) diperkirakan mampu mengulang pencapaian kinerja positif sepanjang tahun ini. Segmen bisnis pertambangan dan penjualan emas masih akan menjadi penopang utama kinerja emiten tersebut.

Tahun lalu ANTM mampu menjual emas sebanyak 27,89 ton atau meningkat 111,3% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Lantas, kontribusi emas terhadap pendapatan perusahaan di tahun lalu mencapai 68%. Pendapatan ANTM sendiri tumbuh 99,5% (yoy) menjadi Rp 25,24 triliun di 2018 kemarin.

Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, terlepas dari faktor fluktuasi harga emas, ANTM dipercaya masih akan mampu mencatat peningkatan penjualan komoditas tersebut pada tahun ini.


Pasalnya, perusahaan secara konsisten terus mengeluarkan produk olahan emas terbaru yang mampu menarik perhatian masyarakat. Yang terbaru, belum lama ini ANTM meluncurkan produk emas dengan format gift series yang bentuknya menyerupai kartu ATM.

Permintaan terhadap produk emas pun diyakini masih cukup besar sepanjang tahun ini, terutama saat periode perayaan tahun baru dan hari-hari raya lainnya.

Tak hanya itu, diakuisisinya PT Freeport Indonesia oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dapat menjadi katalis positif bagi kinerja ANTM di waktu mendatang. “Diharapkan akan ada sinergi antara Freeport dan ANTM terutama dalam hal produksi dan pemasaran produk emas,” terang Robertus, Selasa (30/4) lalu.

Setali tiga uang, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo menilai, ANTM dapat mencetak volume penjualan emas yang lebih baik di tahun ini. Prediksinya, volume penjualan emas ANTM dapat mencapai 30,12 ton hingga akhir tahun nanti. Sebagai perbandingan, manajemen ANTM telah memasang target volume penjualan emas di tahun ini sekitar 32,03 ton.

Lantas, Thomas merekomendasikan beli saham ANTM dengan target Rp 1.350 per saham. Ia memprediksi, pendapatan ANTM akan mencapai Rp 33,24 triliun di tahun ini. Di periode yang sama, laba bersih perusahaan diperkirakan mencapai Rp 1,80 triliun.

Robertus juga merekomendasikan beli saham ANTM dengan target Rp 1.100 per saham. Ia menilai, salah satu tantangan bisnis yang masih bisa dihadapi oleh ANTM adalah fluktuasi harga minyak dunia. Hal tersebut dapat mempengaruhi beban biaya bahan bakar yang digunakan untuk operasional smelter-smelter perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli