Kinerja Apple anjlok untuk pertama kali



CALIFORNIA. Penjualan Apple Inc hingga kuartal III tahun ini menurun untuk pertama kali dalam 15 tahun. Seperti dikutip Guardian, Apple membukukan penjualan senilai US$ 215,6 miliar sampai 24 September tahun ini.

Pendapatan tersebut turun 8% dari periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 233,7 miliar. Imbasnya, keuntungan produsen iPhone itu jatuh 14% menjadi US$ 45,7 miliar. Kinerja tahunan Apple menurun pertama kali sejak 2001. Beberapa analis khawatir ini menjadi puncak kinerja Apple.

Di periode tiga bulan kuartal III 2016 saja, penjualan Apple dalam tiga bulan menurun 9% menjadi US$ 46,85 miliar. Akibatnya laba bersih pada periode tersebut melorot 19% secara year-on-year (yoy) menjadi US$ 9 miliar.


Penurunan penjualan tersebut lantaran permintaan iPhone melambat. Padahal produk Apple tersebut menyumbang dua pertiga dari seluruh penjualan. Pada kuartal III tahun ini, Apple hanya meraih penjualan iPhone US$ 45,5 juta atau turun 5% dari periode sama 2016.

Apple meramalkan bisa meningkatkan penjualan US$ 76 miliar-US$ 78 miliar kuartal mendatang. Angka tersebut meningkat 1% dari tahun lalu.

Kendati kinerja turun, kas perusahaan teknologi terbesar di Amerika Serikat tersebut meningkat dari kuartal sebelumnya. CNBC melaporkan, kas tunai Apple meningkat US$ 6,1 miliar menjadi US$ 237,6 miliar. Pada kuartal II tahun ini, Apple hanya mencatat kas sebesar US$ 231,5 miliar. Kas perusahaan yang cukup besar ini menimbulkan spekulasi bahwa perusahaan akan melakukan akuisisi dalam waktu dekat.

Penjualan iPhone 7

Thomas Husson, analis Forrester Research seperti dikutip Guardian bilang, peluncuran iPhone 7 yang beberapa minggu sebelum laporan keuangan dirilis tak cukup membantu penjualan Apple. "Sulit untuk mencegah penurunan penjualan iPhone," kata dia.

Selain penjualan iPhone menurun, kinerja Apple juga tertetakn pembayaran tunggakan pajak ke Irlandia senilai € 13 miliar. Sejatinya, tarif pajak yang dikenakan ke Apple  lebih rendah dari ketentuan pajak perusahaan di Irlandia yang sebesar 12,5%.

Berdasarkan kesepakatan dengan Komisi Eropa,  Apple cukup membayar pajak dengan tarif sebesar 1%. Sebelumnya perusahaan teknologi ini hanya membayar pajak sebesar 0,005%.

Perusahaan riset eMarketer menyatakan, Apple berharap banyak di pasar China dan India. Hanya saja, penjualan Apple di wilayah tersebut ternyata juga menurun. Pangsa pasar Apple di China jatuh dari 9,2% menjadi 6,7% di tahun sebelumnya. Persaingan yang cukup ketat dengan produsen smartphone lokal menyulitkan Apple mengembangkan bisnis di China dan India.

Maklum kedua negara tersebut menawarkan ponsel yang lebih terjangkau. Meski demikian, Chief Financial Officer Apple Luca Maestri seperti dikutip Reuters yakin potensi bisnis di China masih besar dan menggiurkan.

Editor: Dupla Kartini