KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Emiten perkebunan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI) mencetak kinerja kurang memuaskan sepanjang 2022. Pendapatan dan laba bersih tercatat turun
double digit. Perusahaan milik Grup Astra ini tercatat mengakumulasi pendapatan sebesar Rp 21,82 triliun. Angka itu turun 10,25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 24,32 triliun. Sementara laba bersih AALI hanya Rp 1,72 triliun di tahun 2022. Realisasi itu turun 12,41% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 1,97 triliun.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto mengatakan, penurunan kinerja AALI menilik turunnya produksi CPO perusahaan. Hal ini menilik laporan bulanan AALI hingga September 2022, produksi CPO perusahaan turun 13,7%, di tengah lonjakan harga jual CPO yang sebesar 24% secara tahunan (YoY). "Turunnya tingkat produksi sesuai dengan ekspektasi kami mengingat rata-rata umur pohon sawit AALI berada pada 15,8 tahun. Artinya, produktivitas pohon sawit-nya telah menurun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (22/2).
Baca Juga: Laba Bersih Astra Agro Lestari (AALI) Turun 12,41% di Tahun 2022 Namun ke depan diestimasikan kinerja AALI dapat bertumbuh dengan adanya program
replanting yang mulai dilakukan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi CPO perseroan dalam beberapa tahun yang mendatang. Meski kinerja turun, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta menyebut hasil tersebut masih di atas rata-rata hasil konsensus. Adapun penyebab penurunan kinerja AALI lantaran lembahnya permintaan global akibat restriksi di berbagai negara dan kelebihan pasokan CPO. Untuk tahun 2023, Nafan memperkirakan kinerja AALI dapat bertumbuh didorong potensi peningkatan konsumsi domestik. Hal ini seiring dengan periode kampanye Pemilu dan Ramadan yang dapat mendorong permintaan. "Juga ada implementasi B35 dari pemerintah," katanya. Dari pergerakan saham, pada Kamis (22/2) harga AALI terkoreksi 0,60% ke level Rp 8.275 per saham. Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat, secara teknikal saham AALI terbentuk
death cross pada MACD menjadi sinyal
pullback lanjutan.
"Hal ini sejalan dengan
stochastic RSI yang cenderung bergerak turun dari
overbought area," jelasnya. Ia pun menyarankan
entry level sebaiknya tunggu konsolidasi di kisaran
support terdekat Rp 8.125- Rp 8.200 dengan target harga Rp 8.600 - Rp 8.825. Sementara Nafan merekomendasikan akumulasi saham AALI dengan target terdekat di Rp 8.500. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari