KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (
ASII) melaporkan kinerja yang stabil selama sembilan bulan pertama tahun 2024 Pendapatan bersih perusahaan tercatat naik 2,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 246,3 triliun dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu Rp 240,9 triliun. Laba ASII naik tipis 0,63% dari Rp 25,69 triliun per kuartal III-2023 menjadi Rp 25,85 triliun hingga sembilan bulan pertama tahun 2024.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Axell Ebenhaezer mengatakan kinerja ASII tetap stabil hingga kuartal III 2024 meski menghadapi tantangan dari pasar otomotif domestik yang melemah.
Baca Juga: Bursa Jepang Ditutup Turun Kamis (21/11), Saham Teknologi Tertekan Penurunan Nasdaq Axel menyoroti penjualan mobil Astra turun 15% YoY menjadi 357 ribu unit per September 2024, mengikuti tren serupa di pasar mobil domestik yang mencatat penurunan dari 756 ribu unit menjadi 633 ribu unit. Penurunan ini berdampak pada laba bersih segmen otomotif ASII yang turun 7% YoY atau sekitar Rp 670 miliar. "Namun ada sinyal perbaikan pada kuartal III-2024, di mana penjualan mobil Astra menjadi 126 ribu unit, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal satu dan kuartal dua," tulis Axell dalam risetnya, Rabu (20/11). Pemangkasan suku bunga Bank Indonesia disebut menjadi salah satu pendorong optimisme terhadap kebangkitan pasar otomotif nasional. Axell melihat segmen jasa keuangan menjadi kontributor terbesar dalam menjaga kinerja stabil Astra, dengan peningkatan laba bersih sebesar 6% YoY atau Rp 373 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan portofolio pinjaman konsumen. Segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi (HEMCE) yang berada di bawah anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) juga menunjukkan ketahanan dengan kenaikan laba bersih sebesar 1% YoY. Kinerja ini tetap positif meskipun penjualan alat berat melemah dan harga jual rata-rata batu bara (ASP) menurun, berkat lonjakan permintaan kontrak pertambangan dan kenaikan harga emas.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Bervariasi: Indeks Nasdaq Melemah Terseret Saham Nvidia Segmen infrastruktur dan logistik mencatat peningkatan laba bersih signifikan sebesar 27% YoY atau Rp 206 miliar, didorong oleh kenaikan volume lalu lintas harian pada jalan tol milik perusahaan yang mencapai 523 ribu kendaraan.
Ekspansi Bisnis Kesehatan dan Energi Hijau Pada Oktober 2024, Astra mengakuisisi 95,8% saham Rumah Sakit Jantung Heartology senilai Rp 643 miliar, memperkuat posisinya di sektor kesehatan. Total investasi Astra di industri kesehatan kini mencapai Rp 4,2 triliun termasuk investasi sebelumnya di Hermina dan Halodoc. Anak usaha Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR), juga aktif mendiversifikasi ke energi hijau, dengan fokus pada proyek penambangan nikel dan energi geotermal. Langkah ini mencerminkan komitmen Astra terhadap model bisnis berkelanjutan.
Baca Juga: Bursa Australia Ditutup Datar Kamis (21/11), Saham GQG Partners Anjlok Rekomendasi Saham Dengan pemulihan penjualan mobil dan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi, NH Korindo Sekuritas menaikkan rekomendasi ASII menjadi buy dengan target harga Rp 5.900. per saham.
"Target ini mencerminkan rasio harga terhadap laba (PE) sebesar 7,01 kali, sedikit di atas PE rata-rata tiga tahun perusahaan. Saat ini, saham ASII diperdagangkan pada PE sebesar 5,86 kali, menawarkan potensi kenaikan menarik bagi investor," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .