JAKARTA. Industri asuransi umum bakal menghadapi banyak tantangan pada 2017. Tahun lalu, kinerja asuransi umum tertekan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), premi bruto asuransi umum sepanjang 2016 sebesar Rp 53,26 triliun, atau turun 9,6% dari 2015 yang mencapai Rp 58,9 triliun. Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, lini usaha asuransi umum tahun ini masih loyo seiring dengan lesunya bisnis otomotif. Ia memperkirakan daya beli masyarakat belum akan bangkit dan menggerus penjualan kendaraan bermotor. Proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pertumbuhan penjualan kendaraan tahun ini hanya 5%. "Persaingan industri asuransi umum lebih ketat dibanding asuransi jiwa. Premi industri asuransi umum menurun karena kontribusi premi kendaraan bermotor lebih rendah," kata Firdaus, Jumat (17/2).
Kinerja asuransi umum masih stagnan
JAKARTA. Industri asuransi umum bakal menghadapi banyak tantangan pada 2017. Tahun lalu, kinerja asuransi umum tertekan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), premi bruto asuransi umum sepanjang 2016 sebesar Rp 53,26 triliun, atau turun 9,6% dari 2015 yang mencapai Rp 58,9 triliun. Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, lini usaha asuransi umum tahun ini masih loyo seiring dengan lesunya bisnis otomotif. Ia memperkirakan daya beli masyarakat belum akan bangkit dan menggerus penjualan kendaraan bermotor. Proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pertumbuhan penjualan kendaraan tahun ini hanya 5%. "Persaingan industri asuransi umum lebih ketat dibanding asuransi jiwa. Premi industri asuransi umum menurun karena kontribusi premi kendaraan bermotor lebih rendah," kata Firdaus, Jumat (17/2).