Kinerja bank asing agak melempem



JAKARTA. Jika bank-bank nasional menikmati kenaikan laba cukup besar pada 2010, tidak demikian halnya dengan bank-bank asing yang beroperasi di Indonesia. Mengutip laporan keuangan publikasi bulanan di situs Bank Indonesia, pencapaian laba beberapa bank asing tidak terlalu mengesankan. Bahkan, ada yang mencatat penurunan laba cukup tajam.

Citibank Indonesia, misalnya. Bank yang berinduk di Amerika Serikat ini membukukan laba bersih sebelum diaudit (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun, naik tipis dari laba bersih tahun 2009 (audited) sebesar Rp 2,08 triliun.

Salah satu penyebabnya, pendapatan bunga bersih Citibank turun jadi Rp 3,17 triliun. Padahal sepanjang 2009, Citibank meraup pendapatan bunga bersih Rp 3,32 triliun.


Jajaran direksi Citibank menolak berkomentar tentang catatan kinerja mereka. "Laporan keuangan 2010 kami masih diaudit dan baru kami publikasikan April 2011 nanti," kilah Ditta Amahorseya, Country Corporate Affairs Head Citibank Indonesia, Senin (21/2).

Toh, Citibank terbilang lebih beruntung dibandingkan dengan Standard Chartered Bank (Stanchart). Pada tahun lalu, laba bank yang berinduk di Inggris ini merosot, yakni dari Rp 590,42 miliar pada 2009 (audited) menjadi Rp 137,67 miliar (unaudited) pada akhir tahun 2010.

Salah satu penyebab penurunan adalah penyusutan pendapatan bunga bersih Stanchart, dari Rp 1,5 triliun pada 2009 menjadi Rp 1,18 triliun pada 2010. Bukan hanya itu, pada periode tersebut nilai aset Stanchart juga merosot, dari Rp 38,6 triliun menjadi Rp 35,49 triliun.

HSBC masih naik

Sayangnya, direksi Stanchart juga enggan mengomentari laporan mereka ke BI ini. Senior Manager Corporate Affairs Standard Chartered Indonesia Mita Lamiran beralasan, laporan keuangan resmi mereka hingga kini masih belum tuntas diaudit oleh akuntan publik.

Boleh dibilang, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) yang paling beruntung ketimbang bank asing lain. Sepanjang 2010, laba bersih bank yang telah lebih dari satu abad beroperasi di Indonesia ini mencapai Rp 735,70 miliar (unaudited), naik dibandingkan tahun sebelumnya, Rp 505,36 miliar (audited).

Prestasi HSBC ini ditopang kenaikan pendapatan non-bunga yang mencapai Rp 5,62 triliun pada 2010. Sumbernya berasal dari dividen, keuntungan, penyertaan dengan equity method, dan komisi yang mencapai Rp 1,38 triliun. Padahal, tahun 2009, pendapatan dari provisi, komisi, dan fee hanya Rp 527,9 miliar.

Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto menilai, tertekannya pendapatan bunga bersih bank asing ini merupakan akibat tingkat bunga yang melandai selama tahun 2010. "BI rate bertahan sepanjang tahun lalu di level 6,5%," katanya. Padahal, pada saat yang sama, bank asing tercatat sebagai kelompok bank yang getol memangkas bunga kredit. Walhasil, margin bunga bersih pun mengecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini