Kinerja Bank CIMB Niaga (BNGA) sesuai ekspektasi, begini rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan penurunan pada laba bersih di tahun 2020. Laba bersih yang dibukukan BNGA tercatat Rp 2 triliun atau turun 45% secara year on year (yoy), dari Rp 3,6 triliun pada 2019.

Akan tetapi, pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) terhitung stabil di angka Rp 12,5 triliun, turun 0,8% secara yoy. Selain itu, laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) juga stabil di angka Rp 8,2 triliun atau naik 0,3% secara yoy.

Di neraca, pinjaman menurun sebanyak 10% secara yoy.


Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis dalam risetnya yang dirilis pada 23 Februari 2021 mengungkapkan, hal ini disebabkan oleh penurunan tajam pada segmen komersial sebesar 22% secara yoy dan segmen korporasi turun 12% secara yoy.

Sementara itu, pada kredit konsumen BNGA masih mencatatkan pertumbuhan moderat sebesar 1,7% secara yoy, hal ini terutama didukung oleh produk KPR sebanyak 5,9% secara yoy dan kredit otomotif sebanyak 4,5% secara yoy.

Baca Juga: CIMB Niaga luncurkan cross currency swap IndONIA dan SOFR pertama di Indonesia

Namun, rasio non-performing loan (NPL) BNGA naik menjadi 3,6%, dan untuk loan at risk meningkat menjadi 23,0%. Portofolio pinjaman yang direstrukturisasi karena pandemi Covid-19 turun sebanyak 11% menjadi Rp 25,5 triliun atau setara dengan 14,6% dari total buku pinjaman.

Dengan penurunan tersebut, manajemen memperkirakan tren penurunan ini dapat berlanjut di kuartal I-2021. 

Sementara itu Edward memperkirakan NPL mengalami sedikit peningkatan di tahun ini, tetapi masih berada di bawah level 5%.

Analis RHB Sekuritas Andre Benas menilai kinerja CIMB Niaga pada tahun 2020 sudah sesuai ekspektasi. “Hasilnya sesuai ekspektasi, penurunan kinerja karena covid wajar, tapi NPL stabil dan credit cost terjaga,” kata Andre kepada Kontan.co.id, Senin (26/4).

Andre memperkirakan laba bersih BNGA di tahun ini akan tumbuh sekitar 58% secara yoy menjadi Rp 3,1 triliun. 

Sedangkan Edward memperkirakan laba bersih BNGA akan naik sebanyak 65% secara yoy menjadi Rp 3,3 triliun. Angka tersebut berada di bawah rata-rata level sebelum pandemi Covid, yaitu sebanyak Rp 3,6 triliun.

Andre menilai kinerja BNGA bisa lebih baik, karena adanya perbaikan aset kualitas. “Karena perbaikan aset kualitas, pertumbuhan loan kemungkinan di sektor consumer, serta channel digital BNGA yang cukup baik,” ujar Andre.

Sementara itu, Andre menilai sentimen positif yang akan membuat kinerja BNGA tumbuh positif adalah adanya pertumbuhan dari pinjaman. Ia memperkirakan pertumbuhan kredit berada di angka 5% secara yoy, selain itu adanya perbaikan dari NPL juga dapat menjadi katalis positif.

Edward menilai BNGA sudah membangun fondasi yang kokoh dengan persediaan yang berlimpah selama 6 tahun terakhir, hal ini seiring dengan peningkatan besar-besaran pada kualitas aset.

Baca Juga: CIMB Niaga catat transaksi OCTO Mobile tumbuh 62% yoy hingga Maret 2021

Edward juga menilai pendapatan BNGA harus berada pada lintasan pertumbuhan naik pasca Covid, dengan return of equity (ROE) yang mencapai dua digit pada 2022-2023, dan merupakan katalis yang kuat untuk menilai ulang harga saham.

Akan tetapi, Andre juga menilai sentimen yang dapat menghambat kinerja dari BNGA di tahun ini adalah dari NPL yang tak kunjung turun, dan pertumbuhan pinjaman dari BNGA yang berada di bawah pertumbuhan nasional.

Dengan harapan peningkatan kinerja di tahun ini, Edward merekomendasikan beli saham BNGA dengan target harga Rp 1.820 per saham. 

Sementara itu, Andre memberikan rekomendasi netral dengan target harga Rp 950 per saham.

Selanjutnya: Program vaksinasi gotong royong akan bergulir, CIMB Niaga masih kaji penambahan WFO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi