Kinerja bank kecil terdesak bank besar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis bank-bank kecil nampaknya kian tertekan oleh keagresifan bisnis bank besar. Tengok saja perolehan laba bank-bank yang masuk BUKU I dan BUKU II yang terus menurun.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bank BUKU I turun 17% secara year on year (yoy) menjadi Rp 716 miliar di 2017. Sedangkan, laba bank BUKU II tergerus 8% menjadi Rp 9,5 triliun.

Penurunan laba bank kecil ini terjadi karena penyaluran kredit yang lesu. Kredit bank BUKU I turun 36% menjadi Rp 43 triliun dan kredit bank BUKU II turun 7% menjadi Rp 529 triliun.


Selain bisnis terdesak oleh bank besar, penyebab penurunan kinerja bank kecil juga karena ada beberapa bank sedang melakukan restrukturisasi kredit bermasalah. Bank kecil juga mengeluarkan biaya operasional cukup besar untuk melakukan penggabungan usaha atau merger.

Direktur Utama Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina), Edy Kuntardjo mengatakan, permintaan kredit tahun lalu masih belum kuat. Ini ditambah net interest margin (NIM) bank menurun karena bunga yang turun menyesuaikan dengan pasar. Jadi banyak bank besar yang take over ke bank kecil sehingga membuat omzet bank kecil menjadi turun, jelas Edy.

Bank Ina yang masuk BUKU II menargetkan laba tumbuh 42% dari Rp 19 miliar tahun 2017 menjadi Rp 27 miliar tahun 2018.

Penurunan provisi

Dominasi bank-bank dengan aset besar juga tercermin dari pertumbuhan laba bank yang masuk BUKU III dan BUKU IV di tahun lalu.

Bank BUKU IV dan BUKU III mencatat pertumbuhan laba masing-masing 25% dan 34%. Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, kenaikan laba bank besar terutama ditopang oleh penurunan biaya provisi.

PT Bank Permata Tbk misalnya, sepanjang 2017 lalu mencatat laba Rp 748 miliar, membaik dari 2016 yang mencatat kerugian Rp 6,48 triliun. Ridha DM Wirakusumah, Direktur Utama Bank Permata mengatakan, perbaikan kinerja ini didorong perbaikan kualitas aset dan pertumbuhan kredit yang lebih baik.

Jika dilihat dari fungsi intermediasi, sepanjang 2017, Bank Permata mencatat penurunan kredit 7% menjadi 97,6 triliun. Meski begitu, pada kuartal IV 2017, Bank Permata mencatat kenaikan penyaluran kredit dibandingkan kuartal sebelumnya.

Sementara PT Bank Mega Tbk menargetkan laba pada 2018 ini sebesar Rp 1,4 triliun atau naik 7,7% . Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank Mega bilang target kenaikan laba ini masih disumbang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini