KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank terbesar di Indoensia, PT Bank Mandiri (Persero) TBK (
BMRI) berhasil melanjutkan kinerja positif hingga semester 1 2021. Bank pelat merah ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% secara
year on year (yoy) menjadi Rp 35,16 triliun. Dengan demikian, laba bersih Bank Mandiri ikut terkerek naik 21,45% secara yoy menjadi Rp 12,5 triliun pada semester I-2021. Melihat dari segi pertumbuhan kredit, BMRI juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,4% (bank-only), sementara secara konsolidasi dengan Bank Syariah Indonesia mencatatkan pertumbuhan 16,4% yoy per Juni 2021 dengan penyaluran kredit difokuskan pada sektor-sektor yang dianggap prospektif.
Sektor telekomunikasi mencatat pertumbuhan kredit tertinggi sebesar 57%
year to date (ytd), dengan kenaikan
outstanding loan sebesar Rp 12,6 triliun.
Baca Juga: Pergerakan rupiah hari ini masih akan dibayangi sentimen tapering off Sementara secara bank-only, segmen korporasi masih menjadi penopang kinerja dengan pertumbuhan 8,2% ytd. Segmen tersebut juga berkontribusi terhadap 42% dari total kredit BMRI sepanjang tahun ini. BMRI juga berhasil menjaga level
Net Interest Margin (NIM) di level 5%, atau sesuai dengan
guideline manajemen yang sebesar 4,8% - 5,1%. Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan perolehan BMRI pada semester I-2021 sejauh ini masih inline dengan proyeksi Sucor Sekuritas. Ia meyakini BMRI masih akan terus mencatatkan kinerja positif pada sisa tahun ini. Oleh sebab itu, target pertumbuhan kredit sebesar dobel digit yang dipasang manajemen dinilai sangat memungkinkan tercapai. “Target tersebut sangat memungkinkan untuk dicapai karena ada kontribusi dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Perlu diingat bahwa BSI sudah mulai dikonsolidasikan ke BMRI sejak awal tahun. Namun, untuk pertumbuhan kredit bank-only kami perkirakan akan mencapai 6% untuk tahun ini,” kata Edward kepada Kontan.co.id, Senin (23/8). Menurutnya, perbaikan kinerja keuangan BMRI akan disokong oleh membaiknya kualitas aset sebagai katalis utama untuk kinerja BMRI di tahun ini dan tahun depan. Edward bilang, perbaikan kualitas aset tersebut bisa mendorong laba bersih BMRI tumbuh 47% yoy pada tahun ini menjadi Rp 25 triliun, dan tumbuh 10% yoy pada tahun depan menjadi Rp 28 triliun.
Baca Juga: Ada relaksasi pembiayaan, jumlah penarikan kendaraan oleh multifinance menurun Senada, analis BRIDanareksa Sekuritas Eka Savitri dalam risetnya pada 30 Juli mengekspektasikan BMRI dapat mengalami perbaikan kualitas aset secara gradual dari posisi Non Performing Loan (NPL) di 3,1% pada akhir Juni kemarin menjadi 2,8% pada akhir tahun 2021.
Menurut Eka, hal ini didukung oleh BMRI yang memiliki portofolio pinjaman yang direstrukturisasi akibat Covid-19 sebesar 59,3% berada dalam profil risiko yang rendah per Juni kemarin.
Editor: Noverius Laoli