JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kinerja perbankan syariah di bulan Februari 2017 tumbuh positif.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis oleh OJK, aset bank syariah per bulan Februari tumbuh signifikan sebesar 19,3% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 355,88 triliun.

Sementara itu dari sisi pembiayaan tumbuh sebesar 16,22% secara yoy dari Rp 217 triliun per akhir Februari 2016 menjadi Rp 252,89 triliun per akhir Februari 2017 silam.

Sedangkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan syariah tercatat sebesar tumbuh 21,28% menjadi Rp 287,08 triliun di dua bulan pertama tahun ini.

Adapun dari sisi permodalan, perbankan syariah juga mengalami kenaikan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebanyak 1,6% menjadi 17,04%. 

Kualitas pembiayaan juga semakin membaik dengan menurunnya nilai NPF gross dan NPF net dari tahun sebelumnya masing-masing menjadi 4,45% dan 2,48%.

"NPF memang meninggi di awal tahn, setelah April dan Mei baru akan terlihat (pembiayaan) sehingga secara persentase NPF akan menurun," kata Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK Deden Firman Hendarsyah, Jumat (29/4).

Sementara itu, OJK juga mencatat profitabilitas dan efisiensi perbankan syariah semakin membaik meski tergolong rendah, tercermin dari Return on Asset (ROA) sebesar 1,46% atau naik 22 basis poin (bps) secara tahunan.

Sedangkan Net Operating Margin (NOM) tercatat sebesar 1,61% atau naik 21 bps. Sementara itu, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat sebesar 89,22% atau turun sebesar 1,75% secara yoy.

Selain itu dari sisi intermediasi perbankan syariah, tercatat per Februari 2017 mengalami perbaikan, tercermin dari Finance to Deposit Ratio (FDR) yang terjaga di level 87,45% dengan jumlah rekening di perbankan syariah mencapai 22,74 juta serta 2.656 jaringan kantor bank syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia