KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengalami penurunan. Pendapatan BRPT di semester I 2020 tercatat US$ 1,11 miliar, turun 15% dibanding periode sama tahun lalu yang senilai US$ 1,3 miliar. Beban pokok BRPT sejatinya turun 7% secara tahunan menjadi US$ 902,99 juta. Namun, penurunan ini tak mampu mengompensasi penurunan pendapatan. Dus, perusahaan milik Prajogo Pangestu ini mencatat rugi bersih US$ 8,88 juta dari sebelumnya untung US$ 10,91 juta. Meski begitu, kinerja anak usaha BRPT, PT Chandra Asri Tbk (TPIA) secara kuartalan menunjukan sinyal perbaikan. Sehingga, BRPT terhindar dari kerugian yang lebih besar.
Jika ditelisik lebih lanjut, pendapatan TPIA per kuartal II 2020 mencapai US$ 841 juta. Angka ini lompat 76% dari sebelumnya US$ 477 juta pada kuartal sebelumnya. Baca Juga: Kinerja tertekan di semester I, simak rekomendasi saham Barito Pacific (BRPT) berikut Laba kotornya naik 114% secara kuartalan menjadi US$ 113 juta. EBITDA TPIA juga membaik dari sebelumnya minus 3% menjadi surplus 1%. David Kosasih, Direktur Keuangan BRPT menjelaskan, perbaikan kinerja tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan produk polymer seiring dengan kembali meningkatnya aktivitas industri di China. "Selain itu, penurunan harga naphtha seiring dengan penurunan harga minyak mentah juga berkontribusi terhadap meningkatnya spread bagi produk polymer. Kami berharap kondisi ini dapat terus berlanjut pada paruh kedua 2020,” terang David, Kamis (30/7). Penurunan harga tersebut tercermin dari turunnya beban bahan baku untuk proses produksi TPIA semester pertama kemarin. Angkanya turun 13% menjadi US$ 621,27 juta.