Kinerja Barito Pacific rentan tertekan kenaikan harga minyak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mencatat kenaikan pendapatan 25,06% year n year (yoy), laba PT Barito Pacific Tbk (BRPT) justru tergerus 10,32% pada 2017.

Direktur Utama BRPT Agus Salim Pangestu mengatakan, penurunan laba disebabkan adanya beban bunga. “Ini transaction cost. Ada pinjaman dari Bangkok Bank untuk Star Energy,” ujar Agus kepada Kontan.co.id, Senin (5/3).

Agus memprediksikan, kinerja perusahaan tetap akan bagus setelah akuisisi Star Energy tuntas. Sebagaimana diketahui, BRPT berencana mengakuisisi 66,67% saham Star Energy Group Holdings Pte. Ltd dan diharapkan rampung pada kuartal II-2018.


Jika sesuai target, analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar memprediksikan, paling cepat kontribusi Star Energy baru akan dirasakan BRPT pada semester I-2018.

Namun, pada kuartal I-2018, ia memperkirakan kinerja BRPT akan cenderung tertekan. “Pendapatan BRPT masih didominasi bisnis petrokimia milik TPIA. Bisnis ini berkorelasi dengan harga minyak,” ujar William.

Saat ini harga minyak dalam tren positif. William memprediksi harga minyak pada 2018 bisa mencapai US$ 80 per barel. Harga minyak yang cenderung tinggi akan melemahkan kinerja perusahaan, lantaran bahan baku petrokimia berupa minyak.

Meski demikian, William tetap memperkirakan tren kinerja BRPT bergerak positif pada tahun ini. Hanya saja, tetap fluktuatif mengikuti harga minyak. “Kalau akuisisi Star Energy rampung, labanya bisa naik. Star Energy punya kontrak yang cukup besar dengan PLN,” imbuhnya.

Dari sisi manajemen BRPT, William juga melihat adanya usaha lebih untuk menggenjot kinerja. Misalnya upaya untuk mengecilkan harga pokok pendapatan (HPP) dengan diversifikasi. Selain itu, di sisi debt to equity ratio (DER) BRPT juga dinilai masih aman. Saat ini DER BRPT sebesar 0,8 kali.

Dari sisi harga saham, William menilai, BRPT saat ini sudah terbilang overvalue. Price to earning ratio (PER) BRPT saat ini tercatat 21,22 kali. Price to book value (PBV) 1,36 kali. “Setelah akuisisi nanti perhitungannya akan berbeda,” imbuhnya.

Oleh karena itu, William merekomendasikan investor untuk wait and see. Menurutnya, investor dapat mengakumulasi saham BRPT setelah harganya di bawah Rp 2.500 per saham. Pada perdagangan Senin (5/3) saham BRPT ditutup di level Rp 2.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini