Kinerja Bea Cukai Hingga Maret 2024 Telah Memenuhi 21,5% Dari Target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan negara hingga kuartal I tahun ini terkumpul Rp 620,01 triliun atau telah memenuhi 22,1% dari target. Dimana kontribusi dari pendapatan bea cukai hingga Maret 2024 mencapai Rp 69 triliun atau 21,5% dari target. 

Direktur Eksekutif Center Of Reform On Economics (CORE) Mohammad Faisal menyebut, peran bea cukai terhadap perekonomian negara memang krusial. "Fungsinya bukan cuma sebagai salah satu sumber penerimaan yang vital bagi negara bagi APBN. Tapi di sisi lain dalam hal lalu lintas perdagangan kaitannya dengan aktifitas perdagangan. Di sinilah titik krusialnya bea cukai," ujar dia. 

Di tengah gejolak perekonomian global dan sejumlah tantangan yang terjadi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), masih menjadi instrumen penting perekonomian nasional. Kinerja APBN yang on the track, didukung dari perpajakan yang menyumbang sekitar 80% penerimaan negara. D antaranya penerimaan cukai dan kepabeanan. 


Baca Juga: Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Ribuan Ekstasi Asal Belgia dan Belanda

Selain penerimaan negara, fungsi Bea Cukai adalah sebagai community protector, melindungi masyarakat dari barang yang terlarang dan dibatasi impornya atau berfungsi menjadi trade facilitator dan industrial assistance. Bea dan cukai juga mengemban fungsi penting dengan memfasilitasi industri dan perdagangan dalam negeri.

Faisal mengatakan, volume lalu lintas barang keluar dan masuk teritorial negara ini begitu besar dan melibatkan uang yang begitu besar.  "Oleh karena itu, governance atau tata kelola dalam bea cukai adalah hal yang penting. Jika tata kelolanya baik, maka dari sisi pemasukan atau penerimaan negara dan pengaturan dalam hal perdagangan ekspor impor kontrol terhadap barang juga jadi maksimal. Termasuk kontrol terhadap barang-barang yang ilegal," tutur dia, Rabu (7/5). 

Tapi sebaliknya, jika tidak, maka sisi aturan yang mengatur keluar masuk barang dari negara lain juga tidak efektif. "Efeknya kepada perekonomian dalam negeri bisa besar, baik konsumen kepada produsen, industri manufaktur pun terimbas, nah di sini titik kritis daripada peran penting Bea Cukai," ujarnya.

Dari sisi kinerja, Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad menyebut, kinerja Bea Cukai dari sisi penerimaan negara setiap tahun selalu sejalan dengan target. Di 2021, pendapatan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 269 triliun, tumbuh 26,23% year on year (yoy). Pendapatan ini memenuhi 125,1% dari target. 

Baca Juga: Bea Cukai Hemat Pengeluaran Negara Hingga Rp 3,5 Triliun dari Pencegahan Narkotika

Di tahun 2022, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 317,8 triliun, tumbuh 18% atau mencapai 106,3% dari target. Di tengah volatilitas harga komoditas akibat perlambatan ekonomi global dan konflik geopolitik pada tahun 2023, Bea Cukai masih mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp 286,2 triliun atau sekitar 95,4% dari target.

Menurut Kamrussamad, hal ⁠yang perlu dievaluasi dari bea dan cukai adalah cara pelayanan di bandara Soekarno Hatta. Dengan begitu, penerimaan negara bisa terus didongkrak. "Sistem perhitungan bea masuk dengan self assement yang diberlakukan sejak September 2023 itu misalnya, memerlukan kerjasama dari masyarakat karena harga ditentukan oleh pemilik barang. Namun jika harga yang diungkap under value maka berpotensi dikenakan denda 1.000% sesuai PMK," kata Kamrussamad.

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah mengapresiasi penerimaan negara yang sudah dikawal dengan baik. Ia juga mengingatkan Bea dan Cukai untuk mendorong investor dari luar untuk masuk investasi. "Dubes-dubes negara lain juga banyak komunikasi dengan Bea Cukai, karena ini peran penting sekali," kata dia.

Trubus mengingatkan, peran penting lain Ditjen Bea dan Cukai adalah mengantisipasi masuknya narkoba ke Indonesia."Belum lagi peran Bea Cukai terhadap kesehatan juga besar. Semua info terkait kesehatan masuk lewat Bea Cukai, saya kira hal yang positif memang harus kita angkat, sayang kalau tidak terekspos. Jangan sampai yang muncul malah negatifnya terus," ujarnya. 

Baca Juga: Banjir Kritik Publik, Bea Cukai Perlu Proaktif Memberi Informasi Persyaratan

Trubus menyarankan, ke depan, selain terus melakukan pembenahan dan melakukan eduksi yang intens ke masyarakat, Bea Cukai juga perlu mengoptimalkan penggunaan sistem digital untuk meningkatkan pelayanan. "Jadi tidak ada lagi oknum-oknum. Kita lihat contohnya seperti di Singapura sudah digital," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana