Kinerja bertumbuh, ABM Investama (ABMM) berencana merevisi target produksi tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional PT ABM Investama Tbk (ABMM) disebut-sebut terus tumbuh di tengah melonjaknya harga batubara sepanjang tahun 2021 berjalan. Ke depan, ABMM berencana untuk merevisi target produksi hingga akuisisi lahan tambang batubara.

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga menyampaikan, pihaknya menargetkan produksi batubara sebanyak 13,5 juta ton pada tahun 2021. Adapun hingga kuartal I-2021, produksi batubara ABMM telah mencapai 4,4 juta ton.

“Dari hasil di kuartal satu lalu, kami perkirakan output produksi batubara ABMM akan lebih tinggi dari rencana yang ditetapkan,” ungkap dia dalam paparan publik virtual, Jumat (7/5).


Ia juga bersyukur ABMM mampu mengantisipasi tantangan berupa banjir besar yang sempat melanda Kalimantan di awal tahun ini. Kala itu, beberapa area pertambangan di Kalimantan sempat terendam banjir, tak terkecuali ABMM. Perusahaan ini pun fokus menyelamatkan para karyawan di lapangan terlebih dahulu sembari memompa air genangan banjir hingga surut.

Baca Juga: Terbitkan surat utang US$ 400 juta, ABM Investama (ABMM) minta restu pemegang saham

Setelah itu, volume produksi batubara ABMM justru bisa kembali meningkat di bulan Februari, Maret, dan seterusnya. Kenaikan produksi tersebut juga sejalan dengan meningkatnya harga batubara global.

Berkaca pada realisasi produksi yang tampak akan melampaui target awal, maka Manajemen ABMM berencana mengajukan tambahan produksi dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) kepada pemerintah. Sayang, Adrian belum mau bicara banyak terkait perkembangan pengajuan tambahan produksi batubara tersebut. “Kami sudah ajukan tambahan RKAB kepada pemerintah,” imbuh dia.

Ia menambahkan, ABMM juga masih terus melakukan peninjauan dan negosiasi terhadap rencana akuisisi lahan tambang batubara di tahun ini. ABMM memang belum bisa mengungkapkan lebih rinci mengenai progres rencana tersebut.

Yang terang, perusahaan ini terus memantau dinamika harga batubara yang masih terus meninggi sebelum benar-benar mengambil keputusan untuk mengakuisisi lahan tambang. “Akuisisi diperlukan untuk menambah cadangan batubara dan mengganti cadangan yang sudah terdepresiasi sebelumnya,” jelas Adrian.

 
ABMM Chart by TradingView

Di segmen jasa atau kontraktor pertambangan, ABMM juga tengah mengincar kontrak baru di tahun ini. Adrian menyebut, pihaknya tengah melakukan negosiasi dan diskusi dengan salah satu tambang batubara terbesar di Indonesia.

Akan tetapi, karena masih proses diskusi, ABMM belum bisa membeberkan nama perusahaan tambang yang dimaksud. Terlepas dari itu, ABMM menargetkan sekitar bulan Agustus dan September bisa memperoleh kontrak jasa pertambangan tersebut secara jangka panjang.

Guna menopang kelangsungan seluruh rantai bisnis batubara di tahun ini, maka pihak ABMM menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 150 juta-US$ 200 juta.

Lebih lanjut, ABMM juga membuka opsi mengembangkan lini bisnis baru di luar tambang batubara. Hal ini perlu dilakukan lantaran cepat atau lambat cadangan batubara yang ada di Indonesia akan habis. ABMM pun menilai komoditas-komoditas seperti emas dan nikel memiliki potensi besar untuk dikembangkan di masa mendatang.

“Kami masih di tahap awal. Secara umum, kami sudah mulai cari alternatif di luar tambang batubara,” pungkas Adrian.

Selanjutnya: ABM Investama (ABMM) berencana ajukan revisi RKAB tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .