KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis penerimaan dividen dari perusahaan pelat merah di tahun 2023 bisa mencapai Rp 43 triliun hingga Rp 45 triliun. Erick pun yakin target tersebut akan tercapai seiring membaiknya kinerja perusahaan-perusahaan BUMN. Berdasar penelusuran Kontan, target tersebut lebih tinggi dibanding realisasi penerimaan dividen perusahaan BUMN yang mencapai Rp 40 triliun sepanjang tahun 2022 ini. Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan, mencermati, target pertumbuhan penerimaan dividen sebesar Rp 3 triliun hingga Rp 5 triliun itu tergolong konservatif.
Menurutnya, emiten BUMN pertambangan yang meliputi
PTBA,
ANTM, dan
TINS saja sudah bisa memberikan kenaikan sebesar Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun. Dengan asumsi, rasio dividen yang dibagikan sama dengan tahun ini.
Baca Juga: Bakal Tambah Armada, Temas (TMAS) Anggarkan Capex Rp 1 Triliun di Tahun Ini Perhitungan itu belum termasuk proyeksi penerimaan dividen dari emiten pelat merah di sektor perbankan,
TLKM, dan
PGAS yang sepanjang tahun ini diproyeksi membukukan pertumbuhan laba. Alfred menjelaskan, pertumbuhan laba merupakan salah satu faktor yang bisa mengerek pembagian dividen. Semakin tinggi laba yang diperoleh, semakin besar pula potensi dividen yang bisa dibagikan. " Dan tahun ini, mayoritas emiten BUMN akan mencatatkan pertumbuhan laba yang positif seperti BUMN mining, perbankan,
TLKM,
KRAS,
PGAS," jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (9/6). Faktor lain yang dapat meningkatkan kenaikan dividen adalah
Dividend Payout Ratio (DPR). Untuk tahun depan, Alfred memprediksi pemerintah masih akan mempertahankan rasio DPR demi meningkatan sumber pendapatan negara selain pajak dan PNBP lainnya. Likuiditas emiten juga berpengaruh terhadap besaran dividen yang akan dibagikan. Adapun emiten -emiten yang membagikan dividen jumbo di tahun 2022 ini dipandangnya memiliki likuiditas yang baik dan memiliki kemampuan yang besar untuk pendanaan perusahaan. Sedikit gambaran, sejumlan emiten pelat merah menyetorkan dividen jumbo di tahun 2022 ini, bahkan nilainya mencapai triliunan. Enam emiten itu adalah
BBNI (Rp 1,63 triliun),
BBRI (Rp 14,04 triliun),
BMRI (Rp 8,75 triliun),
TLKM (Rp 7,74 triliun),
PTBA (Rp5,21 triliun), dan
PGAS (Rp 3,01 triliun). Kendati sejumlah emiten BUMN membagikan dividen jumbo, Alfred menekankan agar investor lebih memperhatikan besaran yield dividennya daripada nilai dividennya. Sepengamatan Alfred, pembagian dividen PTBA dan PGAS dari tahun buku 2021 yang paling menarik karena yield-nya di atas 10%. Mempertimbangkan potensi laba yang akan dikantongi sepanjang tahun 2022, dua emiten itu diprediksi masih mampu memberikan yield di atas 10% tahun depan. Selain itu, potensi dividen yield yang besar juga bisa dilihat dari
rasio price earning (PE) yang rendah. Saham dengan PE rendah berpotensi memiliki dividen
yield yang besar, seperti TINS dengan PE 6 kali. Jika asumsi DPR TINS 2022 naik menjadi 50%, maka
yield dividen 2022 sebesar 8,3%.
Baca Juga: Cimory (CMRY) Akan Gelontorkan Dividen Tunai Rp 500 Miliar ANTM juga bisa memberikan dividen
yield di atas 5% untuk tahun buku 2022 dengan asumsi rasio DPR tetap. Emiten BUMN perbankan juga berpotensi memberikan dividen yield hingga 6% dengan asumsi rasio DPR yang sama. Di antara saham-saham pelat merah yang menebar dividen jumbo di tahun ini, Alfred pun cenderung menjagokan PTBA, PGAS, BMRI, dan BBRI. Saham-saham itu menarik karena diprediksi menghasilkan laba yang lebih tinggi di tahun 2022 ini.
Di sisi lain, rasio PE-nya juga rendah. Dividen yield saham-saham itu diprediksi bisa di atas kisaran 5%-6%. "Bahkan untuk PTBA dan PGAS potensi dividen
yield masing-masing 15% dan 11%," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto