KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) masih kaji target tahun ini. Sekretaris Perusahaan Indonesia Pondasi Raya Dwijanto menyebutkan dampak pandemi virus corona memberikan dampak bagi kinerja perusahaan di tahun ini. Yang jelas, manajemen akan berupaya untuk menekan rugi bersih yang dideritanya tahun lalu.

"Kami berusaha untuk itu [menekan rugi bersih]," ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (26/6) tanpa memaparkan upayanya tersebut.

Baca Juga: Proyek delay, Indonesia Pondasi Raya (IDPR) menelan kerugian di tahun lalu

Demikian pula dengan proyeksi kinerja tersebut, emiten bersandi saham IDPR di Bursa Efek Indonesia ini belum bisa memberikan proyeksi kinerja. Menurutnya, saat ini belum bisa dikaji lantaran masih fluktuasi.

Hal tersebut berdasarkan kinerja perusahaan di tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 8,85 miliar. Padahal, tahun sebelumnya IDPR masih mencatatkan laba bersih Rp 29,43 miliar. "Rugi bersih disebabkan proyek delay dan beban keuangan," tuturnya.

Akibatnya, margin pendapatan tergerus. Adapun pendapatan IDPR sepanjang 2019 sebesar Rp 958,46 miliar atau tumbuh 4,17% dibandingkan tahun 2028 yang sebesar Rp 920,07 miliar. Dari sisi beban keuangan, tekanan pada bottom line akibat peningkatan pada beban lain-lain, beban keuangan, dan rugi dari ventura bersama.

Baca Juga: Indonesia Pondasi Raya (IDPR) catat rugi bersih Rp 8,85 miliar sepanjang 2019

Berdasarkan laporan keuangannya, tercatat pada beban lain-lain membengkak menjadi 1,81 miliar dari tahun sebelumnya sekitar Rp 127 juta. Kemudian pada beban keuangan naik menjadi Rp 15,31 miliar dari Rp 10,5 miliar. Selanjutnya, tahun lalu IDPR juga mencatatkan rugi dari ventura bersama sebesar Rp 2,32 miliar. Padahal tahun lalu, pos tersebut tidak mencatatkan apapun.

Berdasarkan website perusahaan, IDPR saat ini memiliki 20 proyek yang sedang berjalan. Beberapa proyek tersebut antara lain Collins Apartemen, PLTU Cirebon 2, Ikea Store 2, Grange Park Apartement, dan jalan tol Bogor Ring Road Seksi 3A Simpang Yasmin - Semplak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .