JAKARTA. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) memproyeksikan penjualannya di kuartal I-2015 ini akan sama dengan periode yang sama tahun lalu. Kondisi rupiah yang tidak stabil menjadi alasan. Sebagai catatan, pada kuartal I-2014, Pusri memperoleh pendapatan dari tiga produk. Pertama, pupuk urea dengan skema public service obligation (PSO) atau bersubsidi. Perusahaan mampu menjual 320.891 ton di harga Rp 1.800 per kilogram (kg). Itu artinya, penjualan jenis ini Rp 577,60 miliar. Kedua, pupuk urea non-pso mencapai 120.462 ton. Dengan harga rata-rata US$ 310-325 per ton itu artinya bisa mengantongi penjualan US$ 37,34 juta hingga US$ 39,15 juta. Dan yang terakhir menjual pupuk amonia dengan harga US$ 400 ton. Sayangnya, tidak ada angka penjualan pupuk ini.
Kinerja bisnis pupuk Pusri terhantam kurs rupiah
JAKARTA. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) memproyeksikan penjualannya di kuartal I-2015 ini akan sama dengan periode yang sama tahun lalu. Kondisi rupiah yang tidak stabil menjadi alasan. Sebagai catatan, pada kuartal I-2014, Pusri memperoleh pendapatan dari tiga produk. Pertama, pupuk urea dengan skema public service obligation (PSO) atau bersubsidi. Perusahaan mampu menjual 320.891 ton di harga Rp 1.800 per kilogram (kg). Itu artinya, penjualan jenis ini Rp 577,60 miliar. Kedua, pupuk urea non-pso mencapai 120.462 ton. Dengan harga rata-rata US$ 310-325 per ton itu artinya bisa mengantongi penjualan US$ 37,34 juta hingga US$ 39,15 juta. Dan yang terakhir menjual pupuk amonia dengan harga US$ 400 ton. Sayangnya, tidak ada angka penjualan pupuk ini.