Kinerja Bisnis Triputra Agro (TAPG) Terimbas Dampak Positif Penguatan Dolar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) mencatat bahwa penguatan dolar AS berdampak positif bagi kinerja bisnis perseroan pada tahun 2024 ini.

Coorporate Funding Dept Head PT Triputra Agro Persada Tbk, Regina Anggraeni, menjelaskan Kelapa sawit memiliki index harga dalam USD sehingga peningkatan USD secara tidak langsung akan meningkatkan performa harga jual produk kelapa sawit.

"Pada sisi cost komponen yang menggunakan indeks harga dalam USD adalah pupuk sehingga penguatan USD juga akan sedikit mempengaruhi harga pupuk secara global," kata Regina keoada Kontan belum lama ini.


Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Dukung Program Biodiesel 40

Perseroan juga optimistis penjualan di semester kedua ini akan tumbuh positif, karena TAPG memilki pasar ekspor sawit yang cukup tinggi.

Pasalnya produksi TBS dan CPO pada inti perusahaan, anak perusahaan, dan afiliasi mencapai 672.000 ton dan 214.000 ton per kuartal I-2024. Berdasarkan target yang telah ditetapkan, performa kuartal pertama untuk TBS dan CPO sudah mencapai sekitar 22% dari target tahun 2024.

Penjualan TAPG juga tercatat sebesar Rp 1,91 triliun per kuartal I-2024, turun 0,71% secara tahunan dari Rp 1,92 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

 
TAPG Chart by TradingView

"Mengingat demand akan kelapa sawit yang masih cukup baik khususnya di India. Program B35 yang berjalan baik dan adanya peningkatan volume blending pada tahun 2024 diperkirakan masih akan menjaga demand domestic akan kelapa sawit," jelasnya.

Di sisi lain juga adanya program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang diinisiasi oleh pemerintah menjadi faktor pendukung pertumbuhan penjualan sawit perseroan.

Baca Juga: Triputra Agro (TAPG) dan Aisin Bentuk Perusahaan Patungan Produksi Biokokas

Kata dia, pada tahun 2023 berdasarkan Pusat Penelitian Kelapa Sawit distribusi bibit nasional sudah mencapai 124,5 juta benih seiring mendukung program peremajaan sawit rakyat yang didukung pemerintah. 

"Dengan umur tanaman yang terus meningkat dan banyaknya produsen yang mengembangkan varietas sawit unggul, perseroan memperkirakan pada tahun 2024 akan terjadi peningkatan distribusi benih dibandingkan tahun sebelumnya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli