Kinerja BNP Paribas Omega mendekati acuan



JAKARTA. Melihat risiko yang rendah dengan imbal hasil yang lumayan, reksadana pendapatan tetap kerap menjadi pilihan menarik bagi investor. Pasalnya, investasi di sektor obligasi saat ini cenderung stabil, ditambah kas deposito yang mengamankan portofolio efek. Data Infovesta Utama menunjukkan, kinerja reksadana pendapatan tetap ini berdasarkan Indeks Infovesta Fixed Income Fund Index (IRDPT) berhasil mencatatkan penguatan tertinggi sebesar 0,22%. Angka ini ditopang oleh penguatan yang terjadi di pasar obligasi pemerintah dan korporasi. Maka, berinvestasi di produk reksadana yang berfokus pada surat utang nampaknya dapat menjadi pilihan menarik bagi nasabah, diantaranya adalah BNP Paribas Omega. Produk reksadana pendapatan tetap yang dikeluarkan oleh PT. BNP Paribas Investment Partners 6 Oktober 2008 ini memiliki dana kelolaan Rp 212,21 miliar per 22 Juni 2017 berdasarkan informasi fund fact sheet. Kinerja dari produk reksadana terhitung cukup baik dengan performa sejak awal tahun hingga per Juni 2017 di 5,49%, sedikit di bawah tolok ukur 6,52%. Tolak ukur yang digunakan mengacu 80% modified IBPA Index (nett) ditambah 20% BI 7-day RR Rate (nett). Minimum pembelian produk ini senilai Rp 500.000 dengan nilai aktiva bersih (NAB) tiap unit berada di angka Rp 1.315,46. Reksadana yang dikelola dengan fokus pada instrumen surat utang dengan tumpuan sebesar 67,67% yang terdiri dari mayoritas obligasi pemerintah dan obligasi korporasi.

Namun, pihak manajemen enggan menyebutkan pembagian porsi surat utang tersebut. "Porsi obligasi korporasi relatif sangat kecil, dan kami sangat selektif dalam memilih obligasinya," jelas Vivian Secakusuma, Presiden Direktur BNP Paribas Investment kepada KONTAN, Senin (7/8). Vivian melanjutkan, karena banyak fokus di obligasi pemerintah, maka pihaknya terus memantau perkembangan pasar demi menentukan strategi durasi dari reksadana. Maka pemilihan dilakukan dengan sangat berhati-hati dan mementingkan tingkat likuiditas. Untuk porsi kas dan deposito, BNP Paribas Omega menyisihkan 32,33% untuk komposisi term deposit (TD) pasar uang melalui Bank BTN, Bank Maybank Indonesia dan Bank Panin Indonesia.  Vivian melanjutkan, reksadana ini disesuaikan untuk investor konservatif hingga moderat, yang dapat disesuaikan dengan profil risiko masing-masing. "Mengingat reksadana ini berinvestasi di obligasi, sebaiknya digunakan untuk jangka waktu menengah," jelas Vivian. Produk reksadana ini memungut biaya jasa pengelolaan manajer investasi 2%, biaya pembelian maksimal 2% dan biaya pengalihan 1% tiap transaksi. Produk ini menggunakan Citibank sebagai bank kustodian dan bakal mengutip maksimal 0,25% biaya jasa. Vivian melanjutkan, pihaknya menargetkan dana kelolaan produk ini bisa tumbuh 10% dari akhir tahun lalu. Secara umum, reksadana pendapatan tetap masih memiliki potensi yang baik. Vivian melihat karakterisktik produk cenderung lebih stabil dibanding variasi lain yang lebih agresif. Di sisi lain, bagi investor yang menginginkan tantangan dapat melakukan penggabungan dengan reksadana saham. Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat kinerja produk reksadana pendapatan versi BPN Paribas ini memiliki pegerakan harian yang returnnya mirip rata-rata indeks yang digunakan Infovesta. Wawan melihat kinerja produk ini meleset tipis dari benchmark karena kinerja deposito yang memiliki efek cukup besar pada portofolio. "Kalau deposito aman, maka secara risiko lebih kecil dibanding obligasi, kinerja sedikit di bawah patokan namun tetap stabil," jelas Wawan. Wawan melihat, reksadana tipe ini paling cocok untuk nasabah yang ingin mencari posisi aman. Pasalnya bila melihat dari sisi cash and return, risiko produk ini berada di bawah target. Maka ia merekomendasikan untuk menahan produk ini selama tiga tahun untuk hasil optimal. "Masih tetap ada pangsa pasar, selama tujuan investor ingin mencari aman, maka bisa mengambil reksadana ini," kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Wahyu T.Rahmawati