KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Bundamedik Tbk (
BMHS) tercatat positif di semester I 2024. Pendapatan konsolidasi BMHS pada semester I-2024 yang meningkat 9%
year on year (YoY) berkat kenaikan jumlah pasien di rumah sakit yang terdiri dari pasien rawat jalan meningkat 17%, pasien rawat inap meningkat sebesar 38%, dan tindakan meningkat sebesar 11%. BMHS juga membukukan laba bersih sebesar Rp 18,6 miliar. Laba bersih Bundamedik melesat 199% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspansi jaringan rumah sakit yang telah dijalankan turut memberikan kontribusi positif bagi BMHS di semester I, dengan peningkatan pendapatan rumah sakit baru sebesar 72% secara tahunan.
Kenaikan kinerja perusahaan juga disumbang oleh pertumbuhan positif dari peningkatan kinerja operasional secara keseluruhan, terutama dari kenaikan jumlah pasien rawat jalan sebesar 17% YoY, kenaikan pasien rawat inap sebesar 21% YoY, dan kenaikan durasi rawat inap 38% YoY.
Baca Juga: Begini Strategi Bundamedik Tbk (BMHS) Hadapi Inflasi Medis Presiden Direktur BMHS Agus Heru Darjono mengatakan, BMHS menargetkan EBITDA pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 300 miliar sepanjang 2024. BMHS memiliki rencana penambahan fasilitas dan ekspansi rumah sakit. Meskipun belum menyebutkan BMHS kapan dan di mana akan membuka rumah sakit baru, tetapi Bundamedik mengincar kota-kota yang belum ada cabang
existing. Per 30 Juni 2024, BMHS telah menjadi ekosistem layanan kesehatan terintegrasi yang menaungi 10 jaringan rumah sakit, 12 klinik IVF, 25 laboratorium dan 126 jaringan Klinik Fertilitas Indonesia. Fokus bisnis BMHS ke depannya adalah membangun ekosistem pelayanan kesehatan keluarga alias
holistic family care. Fokus bisnis ini sudah tertuang dalam rencana strategis selama lima tahun mendatang.
Baca Juga: Saham BMHS Masih Turun 9,2% YtD, Ini Tanggapan Manajamen Sejumlah inisiatif utama selama 2024 tersebut ialah optimalisasi dan standardisasi
pricing, peningkatan layanan kesehatan dan
customer experience secara komprehensif, sentralisasi pemenuhan kebutuhan farmasi dan medis, integrasi data layanan kesehatan di seluruh ekosistem BMHS, serta penguatan budaya perusahaan. “Dengan memiliki rencana jangka panjang selama lima tahun, diharapkan bisa meningkatkan ekosistem yang menyeluruh dan akan segera terefleksi ke harga saham selama lima tahun ke depan,” ujarnya dalam paparan publik, Senin (26/8). Meskipun begitu, harga saham BMHS masih mencatatkan penurunan. Melansir RTI, saham BMHS turun 9,2% secara
year to date (YtD). Saham BMHS juga tercatat turun 0,67% dalam sebulan dan 8,64% dalam tiga bulan terakhir.
Baca Juga: Bundamedik (BMHS) Serap Capex Rp 142 Miliar di Semester I 2024 Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, secara tahunan, pendapatan dan laba bersih BMHS masih bertumbuhan di semester I 2024. “Hal ini dikarenakan adanya kenaikan dari sisi pendapatan keuangan dan pelayanan rumah sakit. Tetapi, jika lihat dari pertumbuhan kuartalan masih adanya penurunan kinerja,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (26/8). Azis melihat, BMHS saat ini masih melakukan ekspansi rumah sakitnya. Sehingga, secara prospek jangka panjang ini masih menjadi peluang positif untuk memperbaiki kinerjanya.
Terkait kinerja saham BMHS yang masih turun sejak awal tahun, penyebabnya adalah valuasi yang terbilang mahal serta kinerja yang belum terlalu bagus. “Namun, dengan adanya perbaikan kinerja di semester I ini bisa berpotensi menaikkan lagi harga saham BMHS,” ungkap dia. Saat ini, Azis masih merekomendasikan
wait and see untuk saham BMHS sambil melihat bagaimana kinerja keuangan perseroan selanjutnya. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham BMHS ada di level
support Rp 284 per saham dan
resistance Rp 320 per saham. Namun, Herditya masih merekomendasikan
wait and see untuk saham BMHS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati