JAKARTA. Meski kinerja mengalami penurunan cukup dalam, PT Pertamina (Persero) tetap akan melanjutkan sejumlah rencana ekapsninya. Sepanjang tahun ini, Pertamina mengalokasikan dana sebesar US$ 4,4 miliar untuk investasi di sektor hulu hingga hilir. Hingga semester I 2015, Pertamina telah mengucurkan dana investasi sebesar US$ 1,87 miliar. Sekitar 72% diantaranya adalah investasi di hulu migas. Sisanya digunakan untuk bisnis gas dengan terus meningkatkan pembangunan infrastruktur gas di Indonesia, seperti terminal penerimaan, regasifikasi LNG Arun, pipa transmisi gas Arun-Belawan, Belawan-KIM-KEK Mangkei, Semarang-Gresik, serta Muara Karang-Tegal Gede. Investasi infrastruktur juga dilakukan untuk BBM, dimana Pertamina tengah membangun terminal BBM Sambu dan Terminal BBM Tanjung Uban di Kepulauan Riau. "Proyek-proyek tersebut menajadi daftar terobosan yang prosesnya dipantau secara ketat," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, Rabu (5/8). Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman menjelaskan, sepanjang semester I, pihaknya telah menggunakan dana investasi selain untuk gas juga untuk proyek-proyek panas bumi senilai Rp 2,5 miliar, pembangunan depot Rp 40 miliar, dan investasi LNG yang akan digunakan untuk blok di Kalimantan senilai Rp 8 miliar. "Kami juga mengalokasikan investasi untuk energi terbarukan di Depok dan Solo serta pembangunan beberapa SPBU. Jadi kami meneruskan dan tidak menyetop investasi yang ditargetkan," ujar Arief. Selain meningkatkan investasi untuk kelanjutan bisnis, Pertamina juga terus melakukan efisiensi. Hingga semester I 2015, efisiensi yang dilakukan mencapai US$ 249,16 juta atau 3,26% di atas target yang ditetapkan.
Kinerja buruk, Pertamina tetap lanjutkan ekspansi
JAKARTA. Meski kinerja mengalami penurunan cukup dalam, PT Pertamina (Persero) tetap akan melanjutkan sejumlah rencana ekapsninya. Sepanjang tahun ini, Pertamina mengalokasikan dana sebesar US$ 4,4 miliar untuk investasi di sektor hulu hingga hilir. Hingga semester I 2015, Pertamina telah mengucurkan dana investasi sebesar US$ 1,87 miliar. Sekitar 72% diantaranya adalah investasi di hulu migas. Sisanya digunakan untuk bisnis gas dengan terus meningkatkan pembangunan infrastruktur gas di Indonesia, seperti terminal penerimaan, regasifikasi LNG Arun, pipa transmisi gas Arun-Belawan, Belawan-KIM-KEK Mangkei, Semarang-Gresik, serta Muara Karang-Tegal Gede. Investasi infrastruktur juga dilakukan untuk BBM, dimana Pertamina tengah membangun terminal BBM Sambu dan Terminal BBM Tanjung Uban di Kepulauan Riau. "Proyek-proyek tersebut menajadi daftar terobosan yang prosesnya dipantau secara ketat," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, Rabu (5/8). Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman menjelaskan, sepanjang semester I, pihaknya telah menggunakan dana investasi selain untuk gas juga untuk proyek-proyek panas bumi senilai Rp 2,5 miliar, pembangunan depot Rp 40 miliar, dan investasi LNG yang akan digunakan untuk blok di Kalimantan senilai Rp 8 miliar. "Kami juga mengalokasikan investasi untuk energi terbarukan di Depok dan Solo serta pembangunan beberapa SPBU. Jadi kami meneruskan dan tidak menyetop investasi yang ditargetkan," ujar Arief. Selain meningkatkan investasi untuk kelanjutan bisnis, Pertamina juga terus melakukan efisiensi. Hingga semester I 2015, efisiensi yang dilakukan mencapai US$ 249,16 juta atau 3,26% di atas target yang ditetapkan.