KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beras selama ini menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat permintaan beras kemasan milik PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) tetap positif dari tahun ke tahun. Buktinya, dengan persaingan yang ketat serta pelemahan daya beli masyarakat akibat pandemi virus corona (Covid-19) membuat penjualan HOKI justru menurun di 2020 lalu. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, pendapatan HOKI terlihat turun 23% secara tahunan menjadi Rp 936 miliar. Sementara, laba bersih juga turun 62% yoy menjadi Rp 28 miliar.
Jennifer Natalia Widjaja Analis Sucor Sekuritas mengatakan dalam risetnya, penurunan penjualan HOKI terjadi karena terjadi penurunan permintaan dan pelemahan daya beli akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Berikut ini agenda bisnis Buyung Poetra Sembada (HOKI) di tahun 2021 "Laba bersih HOKI yang menurun di kuartal III-2020 bahkan hanya mencapai 54% dari ekspektasi kami, begitupun perolehan pendapatan hanya mencapai 61% dari perkiraan," jelas dia dalam riset. Sementara, secara keseluruhan, pada sembilan bulan pertama 2020,
gross profit margin menurun 210 basis poin. Kompak,
operation profit margin dan
nett profit margin menurun masing-masing 410 bps dan 310 bps. Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi memproyeksikan, kinerja HOKI di tahun ini dapat kembali positif meski memang masih ada sejumlah tantangan yang menyelimuti. Dia memproyeksikan, margin penjualan berpotensi naik karena disokong pemerintah yang memberikan subsidi pupuk padi kepada petani. "Subsidi bibit padi dari pemerintah bisa mendukung petani untuk memproduksi lebih banyak padi, ujungnya harga padi yang menjadi bahan baku HOKI berpotensi menurun," kata Michael, Rabu (6/1). Harga jual beras kemasan premium yang dipatok tetap di Rp 12.800 per kilogram juga mendukung kenaikan margin bila harga bahan baku menurun. Dia menilai beras yang menjadi makanan pokok ini membuat kenaikan atau penurunan permintaan tidak akan signifikan berubah. Hanya saja, tantangan dari persaingan di industri penjualan beras Michael nilai memang cukup ketat. Menjadi pekerjaan rumah bagi HOKI untuk menaikkan
market share.
Baca Juga: Siapkan capex Rp 100 miliar, Buyung Poetra (HOKI) lanjutkan pembangunan pabrik baru Jennifer memaparkan, penjualan General Trade (GT) HOKI membaik naik 421% secara kuartalan di kuartal III-2020. Hal ini didukung karena pasar tradisional kembali beroperasi seiring relaksasi PSBB. Saat ini, kontribusi GT hanya 48% dari total penjualan perusahaan. Namun, di sisi lain penjualan HOKI dari Modern Trade (MT) anjlok 62,2% secara kuartalan. Hal ini terjadi setelah sebelumnya HOKI selalu catatkan pertumbuhan di segmen MT. Penyebab penurunan penjualan karena beberapa toko MT tutup dan selama pandemi masyarakat semakin mengurangi pergi berbelanja lebih jauh ke supermarket. Padahal, sepanjang kuartal III-2020 penjualan MT berkontribusi 55,9% secara tahunan pada total penjualan. Di tahun ini, HOKI telah menyiapkan sejumlah agenda bisnis. Salah satunya, melakukan diversifikasi produk consumer goods melalui anak usaha baru, yaitu PT Hoki Distribusi Niaga. Perusahaan melakukan diversifikasi untuk memitigasi risiko penurunan penjualan di bisnis utama. Meski begitu manajemen belum memberitahu lebih jelas mengenai produk makanan yang akan dijual. Michael memproyeksikan HOKI akan menjual produk turunan beras dan produk yang kompetitornya tidak banyak. Tidak hanya ekspansi bisnis, HOKI juga akan melakukan aksi korporasi untuk meningkatkan likuiditas sahamnya dengan merencanakan stock split dengan rasio 1:4.
Baca Juga: Tingkatkan likuiditas saham, Buyung Poetra Sembada (HOKI) agendakan stock split Jennifer menyebut stock split dapat meningkatkan likuiditas atas saham HOKI. "Investor ritel akan bisa lebih menjangkau saham HOKI nantinya," ungkap dia. Jennifer mengharapkan, kinerja HOKI di tahun ini akan lebih baik seiring membaiknya daya beli dan ekspansi penambahan kapasitas pabrik yang tengah direncanakan. Dia pun merekomendasikan
hold di target harga Rp 770. Sementara, Michael merekomendasikan beli di target harga Rp 1.350 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari