Kinerja Datar di Semester I/2023, Cermati Rekomendasi Saham Adhi Karya (ADHI)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menghasilkan kinerja datar di sepanjang paruh pertama tahun 2023. Pendapatan hanya naik tipis di saat pencapaian kontrak baru terus bertambah.

Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman memaparkan, capaian kinerja yang buruk pada kuartal II/2023 mengakibatkan kinerja yang lemah di semester I/2023. ADHI melaporkan penurunan laba bersih 53% quartal on quartal (QoQ) menjadi Rp 4,0 miliar di kuartal kedua, terutama karena laba operasi yang lebih lemah dan beban pajak yang lebih tinggi.

Pendapatan ADHI di kuartal kedua 2023 sebenarnya tumbuh sebesar 38% QoQ menjadi Rp 3,7 miliar, namun diimbangi dengan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 44%. Sementara, operational expenditure (opex) naik 15% QoQ menjadi Rp 183 miliar, sehingga menghasilkan kompresi 270 bps terhadap marjin operasi menjadi 6,1% dan penurunan laba operasi sebesar 4% QoQ menjadi Rp226 miliar.


Baca Juga: Proyek LRT Jabodebek Bisa Molor Lagi, Desain Tikungan Jadi Soal

Di bawah garis operasi, lebih tingginya tarif pajak efektif sebesar 74% pada kuartal kedua dibandingkan 68% di kuartal satu 2023, semakin mengurangi profitabilitas. Alhasil, bersih laba ADHI hanya berhasil tumbuh sebesar 21% YoY menjadi Rp 12,4 miliar pada semester pertama 2023.

Meskipun bertumbuh, capaian laba bersih ADHI terhadap total setahun penuh baru memenuhi sekitar 12% proyeksi laba bersih yang dicanangkan Ciptadana Sekuritas di kisaran Rp 97 miliar.

 
ADHI Chart by TradingView

Persentase capaian laba bersih ADHI pada semester I-2023 itu lebih rendah dibandingkan capaian semester I-2022 dan semester I-2021. Kala itu, capaian terhadap total laba bersih setahun penuh masing-masing sekitar 13% pada semester I-2022 dan sekitar 15% pada semester I-2021.

Sementara, dari sisi top line, pendapatan terpantau datar sebesar Rp 6,45 triliun yang bertumbuh hanya sekitar 0,45% YoY pada semester I-2023. Pendapatan yang datar dikombinasikan dengan laba yang lebih rendah dari operasi bersama serta menghasilkan opex yang lebih tinggi.

Arief melanjutkan, kinerja pendapatan tidak dapat mengikuti performa positif dari perolehan kontrak baru. Padahal, kontrak baru ADHI pada semester I 2023 berhasil tumbuh 20% yoy menjadi Rp 14 triliun.

Baca Juga: Kinerja Adhi Commuter (ADCP) Tertekan Penurunan Pendapatan Sektor Properti

Berdasarkan segmen usaha, sekitar 92% kontrak baru dihasilkan oleh Segmen Rekayasa & Konstruksi, diikuti oleh segmen properti sebesar 3% dan segmen lainnya sebesar 5%. Di antara kontrak yang cukup besar yang diperoleh pada semester I-2023 adalah Komuter Utara-Selatan Rel CP S-01 di Filipina Rp8,4 triliun (JV dengan PTPP), Bendungan Cibeet di Jawa Barat provinsi, dan jalan tol Patimban.

“Pertumbuhan kontrak baru yang kuat belum mendukung pendapatan yang datar,” ungkap Arief dalam riset tanggal 4 Agustus 2023.

Menurut Arief, lesunya pendapatan ADHI disebabkan oleh rendahnya pelaksanaan proyek yang dipengaruhi oleh masalah modal kerja. Saat ini, masalah modal kerja tengah menggeliat dihadapi oleh sebagian besar kontraktor BUMN termasuk Adhi Karya.

Berdasarkan laporan keuangan ADHI, jumlah liabilitas atau utangnya sebesar Rp 30,43 triliun, sementara total asetnya terpantau sebesar Rp 39,34 triliun hingga akhir Juni 2023. Liabilitas termasuk utang tersebut terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar Rp 23,16 triliun dan jangka panjang Rp 7,26 triliun

Arief mencermati, penurunan kinerja saham ADHI di sepanjang tahun ini tidak terlepas dari sentimen negatif dari hutang yang menggunung dari kontraktor BUMN. Hal ini sekaligus menguji selera investor terhadap obligasi korporasi perusahaan kontraktor BUMN dan mempengaruhi kemampuan mereka untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan kebutuhan modal kerja.

Baca Juga: BUMN Karya Masih Terlilit Utang, Simak Rekomendasi Analis Mirae Asset Sekuritas

Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Johan Trihantoro masih mengapresiasi kinerja positif ADHI di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global kembali membayangi, setelah pulih dari dampak pandemi COVID-19. Berbagai rentetan kejutan terjadi, mulai dari konflik geopolitik, gangguan rantai pasok, lonjakan inflasi, dan lonjakan tingkat suku bunga yang mengarahkan ekonomi global kembali menuju perlambatan.

“Dengan hasil kinerja ADHI pada semester pertama tersebut tentunya ini akan menopang kinerja keuangan perusahaan, sehingga mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang,” kata Johan kepada Kontan.co.id, Senin (7/8).

Kinerja positif ADHI diyakini akan mendukung penguatan kapabilitas internal, serta solidnya strategi untuk menghasilkan proyek-proyek dengan nilai berkelanjutan. Dengan demikian, emiten pelat merah tersebut bisa memaksimalkan peluang pertumbuhan bisnis pada setiap lini usaha.

Johan memandang, sejumlah peluang masih terbuka bagi ADHI dalam mendapatkan kontrak baru. Hal ini seiring dengan komitmen pemerintah yang masih fokus kepada pembangunan infrastruktur sebagai salah satu fokus kebijakan pemerintah di tahun 2023.

“Dan tentu saja, kehadiran proyek di Ibu Kota Negara (IKN) baru di 2023 akan memberikan peluang perusahaan kontruksi dalam mendapatkan kontrak baru,” tambahnya.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Bidik Potensi Bisnis Berbasis Lingkungan

Johan merekomendasikan Buy untuk ADHI dengan target harga sebesar Rp 535 per saham. Namun demikian, ADHI untuk saat ini secara minor masih mengalami downtrend, tetapi  masih menarik sebagai portofolio.

Kalau Arief menyarankan HOLD untuk ADHI dengan target harga sebesar Rp 496 per saham. Meskipun kinerja dibayangi persoalan hutang, ADHI masih memiliki neraca yang relatif kuat dengan Debt Equity Ratio (DER) mencapai 1,3 kali, terendah dibandingkan dengan rekan-rekannya WIKA dan WSKT berkisar 1,9 kali - 3,5 kali. Hal itu terutama dibantu oleh peningkatan modal melalui rights issue sebesar Rp 3,6 triliun yang dilakukan ADHI pada akhir 2022.

Sedangkan, Head of Research InvestasiKu Cheril Tanuwijaya merekomendasikan Buy on Weakness untuk ADHI untuk bisa mencermati di area Rp 420 per saham, dengan target harga sebesar Rp 460 per saham. Lakukan Stop Loss apabila harga saham ADHI turun di bawah Rp 410 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli