KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk (
UNTR) sepanjang kuartal pertama 2023 berhasil melampaui ekspektasi analis. UNTR melaporkan laba bersih sebesar Rp 5,3 triliun sepanjang periode tiga bulan pertama 2023, naik sebesar 23% secara tahunan atau
year-on-year (YoY). Capaian ini mampu melampaui ekspektasi analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman dan juga ekspektasi konsensus dengan mencerminkan masing-masing 32% dan 29%. Kenaikan laba bersih ini didukung oleh kenaikan pendapatan sebesar 25% YoY menjadi Rp 34,9 triliun. Menurut Arief, kenaikan pendapatan terjadi karena tiga segmen bisnis utama (alat berat, kontraktor pertambangan dan pertambangan batubara) mengalami peningkatan pendapatan sebesar 28% menjadi Rp 32,8 triliun.
Baca Juga: ASII Hingga EMTK, Simak Rekomendasi Saham Emiten Holding yang Layak Koleksi Kenaikan pendapatan juga tidak terlepas dari kenaikan kinerja operasional UNTR. Di lini bisnis kontraktor pertambangan, Pamapersada (Pama) mencatatkan kenaikan pengupasan lapisan penutup sebesar 19% YoY menjadi 246 juta bank cubic meter (bcm) di kuartal pertama 2023. Capaian ini mencerminkan 27% dari estimasi Ciptadana Sekuritas tahun ini. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan Arief, biaya kontraktor Pama naik 11% menjadi US$ 2,5 per bcm.
Di segmen alat berat, UNTR menjual 1.791 unit alat berat Komatsu, naik 6% YoY. Realisasi ini memenuhi 32% dari estimasi Arief. Namun, Arief melihat adanya harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) alat berat yang lebih rendah menjadi US$ 215.000 per unit dari sebelumnya US$ 253.000 per unit.
Baca Juga: Saham-Saham Ini Banyak Dijual Asing Saat IHSG Menguat Kemarin UNTR menjual 2,97 juta ton batubara di kuartal pertama 2023, naik tipis 1%. Di sisi lain, pendapatan di segmen perdagangan batubara meningkat 32% menjadi US$ 699 juta, yang menyiratkan kenaikan ASP sebesar 31% menjadi US$ 235 per ton. Meski turun, volume penjualan emas UNTR dinilai cukup baik, yakni mencerminkan 39% dari estimasi tahun ini. Adapun penjualan emas dari tambang emas Martabe turun sebesar 21% YoY menjadi 59.000 oz karena adanya masalah di fasilitas tailing.
Editor: Noverius Laoli