Kinerja Diprediksi Meningkat, Berikut Rekomendasi Saham AKR Corporindo (AKRA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kawasan industri bakal menjadi booster kinerja PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) pada tahun ini.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Farras Farhan memperkirakan, AKRA akan mampu mempertahankan momentum pertumbuhannya, didukung bisnis kawasan industri serta bisnis perdagangan dan distribusi.

Farras memproyeksi, kawasan industri AKRA, yakni Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timue akan membukukan penjualan lahan seluas 70 hektare (ha) tahun ini. "Penjualan lahan tersebut akan berdampak kepada gross profit secara langsung mengingat JIIPE memiliki gross profit margin (GPM) sebesar 50%," ucap Farras saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/4).


Lalu, kenaikan harga minyak global yang terjadi belakangan ini dapat menjadi katalis positif bagi bisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM) AKRA. Distribusi BBM masih akan bertumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan dari industri smelter dan pertambangan.

Farras memperkirakan margin AKRA akan tetap kuat, dengan proyeksi margin sebesar 12% dan margin EBITDA sebesar 10%. Selain itu, target AKRA untuk membuka 50 SPBU baru (yang bermitra dengan BP) tahun ini, dinilai dapat memberikan kontribusi laba bersih tambahan untuk AKRA.

Melihat rencana dan potensi AKRA ke depan, Samuel Sekuritas Indonesia merevisi proyeksi EBITDA dan laba bersih AKRA di tahun ini masing-masing menjadi Rp 3,8 triliun dan Rp 2,7 triliun. Angka ini menyiratkan pertumbuhan earnings per share (EPS) sebesar 14,3%.

Baca Juga: Hailiang Meneken Perjanjian Jual Beli Lahan JIIPE Milik AKR Corporindo (AKRA)

Farras meyakini AKRA dapat mempertahankan rasio pembayaran dividen alias dividend payment ratio (DPR) di angka 57,6% dan net gearing pada level yang relatif rendah, mempertahankan statusnya sebagai net cash company.

Dalam riset tanggal 16 Maret 2023,  Nomura menyebutkan, bisnis kawasan industri JIIPE akan mendukung pertumbuhan AKRA dalam jangka panjang. Pasalnya, JIIPE mempunyai model bisnis yang berkelanjutan dengan penjualan tanah dan menarik penyewa yang membutuhkan utilitas tinggi.

Pada kuartal I-2023, perusahaan copper foil berbasis di China bernama Hailiang Group membeli 20 ha lahan di JIIPE. Perusahaan ini akan membangun pabriknya di JIIPE dengan kebutuhan listrik sebesar 50 MegaWatt (MW).

AKRA menargetkan dapat membukukan penjualan lahan JIIPE sebesar 70-75 ha pada 2023. "Target tersebut sesuai dengan prediksi saya yang sebesar 75 ha. Menurut saya, target tersebut dapat dicapai mengingat ekosistem JIIPE," kata Analis Nomura dalam riset tersebut.

Sepanjang tahun 2022, AKRA mencatatkan penjualan 44,5 ha di JIIPE. Realisasi tersebut melampaui target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar 40 ha dan membuat capaian total lahan yang dijual dan disewa mencapai 325 ha.

Lebih lanjut, langkah pemerintah untuk mendorong hilirisari menarik perusahaan Indonesia untuk membangun pabrik-pabrik di kawasan industri. Nomura yakin, salah satu yang akan diuntungkan adalah JIIPE.

Dalam jangka panjang, Nomura melihat AKRA juga akan memperoleh pendapatan berulang yang berkelanjutan dari penjualan utilitas seperti listrik, pemeliharaan, pengolahan air limbah, dan lain-lain kepada penyewa.

Kebijakan hilirisasi juga membuat smelter nikel di Indonesia bagian timur membutuhkan bahan bakar dan senyawa kimia, yang juga didistribusikan oleh AKRA. Nomura melihat, hal ini juga akan menjadi pendorong pertumbuhan berkelanjutan lainnya untuk AKRA.

Dalam riset tanggal 14 Februari 2023, Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya mengatakan, secara porsi, segmen perdagangan dan distribusi masih akan menjadi kontributor pendapatan terbesar. Akan tetapi, dukungan kuat bakal berasal dari penjualan lahan industri JIIPE.

Luas lahan JIIPE yang tersedia untuk dijual masih ada sekitar 1.300 ha. Lahan industri ini kemungkinan akan diisi oleh perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan industri baterai kendaraan listrik.

Menurutnya, penyetujuan JIIPE sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah bukti kemampuan AKRA untuk memenuhi persyaratan yang ketat. Area industri ini menawarkan akses infrastruktur yang lengkap, seperti pelabuhan terintegrasi (untuk kapal dengan bobot mati hingga 150.000 tonase), dekat dengan rel kereta api dan jalan tol, serta memiliki utilitas listrik dan kontainer LNG.

Proporsi kontribusi yang lebih tinggi dari JIIPE akan meningkatkan margin keseluruhan. Margin laba kotor untuk bisnis perminyakan dan kimia memiliki yield sekitar 8%, sedangkan penjualan lahan JIIPE sekitar 90% (dengan kontribusi sekitar 20% terhadap total laba kotor).

Nomura merekomendasikan buy AKRA dengan target harga Rp 2.100, naik dari sebelumnya di Rp 1.800 per saham. Samuel Sekuritas juga mempertahankan rekomendasi buy saham AKRA dengan target harga yang lebih tinggi, yakni sebesar Rp 1.900 dari Rp 1.700 per saham.

RHB Sekuritas pun merekomendasikan buy AKRA dengan target harga Rp 1.700 per saham. Risiko penurunan berasal dari pembangunan JIIPE yang lebih lambat dan perubahan peraturan pemerintah yang tidak menguntungkan yang dapat menghalangi investasi langsung dari luar negeri.

Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) Kantongi 28% dari Target Penjualan Lahan JIIPE Tahun Ini

 
AKRA Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat