KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk alias BSI (
BRIS) diperkirakan masih akan melaju hingga akhir tahun. Penetrasi yang terus meningkat dari pasar yang belum terlayani di Indonesia menjadi salah satu pendorongnya.
Senior Analyst Sucor Sekuritas Edward Lowis memaparkan dalam riset yang dirilis Selasa (31/10) lalu menyebut, prospek kinerja BRIS tercermin dari hasil hingga September 2023. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh 31% secara tahunan (YoY), dipimpin oleh NII yang kuat atau tumbuh 7% YoY dan biaya kredit yang lebih rendah sebesar 1,35% atau turun 49bps YoY. "Laba bersih sesuai dengan estimasi kami, mencapai 77% dari proyeksi setahun penuh," tulisnya dalam riset.
BRIS membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 16% hingga September 2023, didukung oleh peningkatan yang tajam di segmen konsumer sebesar 18% dan korporasi 16%. Segmen pembiayaan konsumer kini memberikan kontribusi sebesar 54% dari total pembiayaan, meningkat dari 47% sebelum penggabungan usaha.
Baca Juga: BRIS Berencana Menyaingi Bank Konvensional, Intip Rekomendasi Sahamnya Pembiayaan berbasis
payroll dan pembiayaan kendaraan bermotor terus menjadi kontributor pertumbuhan utama, masing-masing tumbuh 23% dan 61%. "Kami terus menyukai pendekatan pembiayaan BRIS yang berpusat pada konsumen yang menghasilkan profitabilitas yang tinggi dengan imbal hasil aset yang lebih tinggi dan profil risiko kredit yang lebih rendah," paparnya. Adapun NPF konsumer dipertahankan pada tingkat yang sehat sebesar 1,4% hingga September 2023 dibandingkan 2,2% NPF konsolidasi. BRIS juga mencatatkan rasio FAR yang lebih rendah sebesar 10,6% hingga September atau turun 50bps QoQ, dengan rasio cakupan FAR yang terjaga pada level yang sehat sebesar 39%. Rasio NPF di seluruh segmen kredit juga membaik, dengan perbaikan yang signifikan terlihat pada segmen korporasi dan UMKM. Edward melihat bahwa kualitas aset yang lebih baik ini dapat menjadi dasar untuk menurunkan biaya kredit lebih lanjut di kuartal-kuartal berikutnya, sehingga memungkinkan profitabilitas yang lebih baik. "Perlu dicatat bahwa provisi kredit terus menurun dalam beberapa kuartal terakhir dan mencapai 1,35% di September 2023," sambungnya. Sucor Sekuritas mempertahankan estimasi laba BRIS dan memperkirakan akan menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang kuat sebesar 26% YoY menjadi Rp 5,4 triliun. Ia meyakini BRIS akan terus mengungguli industri dalam hal pertumbuhan aset dan laba dalam jangka menengah dengan CAGR laba diperkirakan mencapai 19% dalam lima tahun ke depan, jauh lebih tinggi dari rata-rata industri sebesar 12%.
Baca Juga: Industri Tekstil Masih Kalut, Prospek Sahamnya Ikut Kusut Dengan demikian, BRIS tetap menjadi pilihan utamanya karena BRIS memiliki posisi yang baik untuk memanfaatkan penetrasi perbankan syariah yang terus meningkat dan pasar yang belum terlayani di Indonesia. BRIS juga merupakan salah satu pemain terbesar di segmen pembiayaan konsumen yang memiliki marjin yang tinggi dengan risiko kredit yang relatif rendah.
"Kami merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.540," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi