Kinerja Diramal Lebih Solid, Simak Rekomendasikan Saham Antam (ANTM) Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tumbuh positif sepanjang tahun lalu. Salah satu segmen yang tumbuh adalah penjualan emas Pada tahun 2021, produksi emas ANTM secara unaudited mencapai 1,69 ton atau meningkat 1% dibanding capaian produksi emas sepanjang tahun 2020 yang tercatat 1,67 ton.

Dari sisi penjualan, secara unaudited penjualan emas emas tahun lalu bertumbuh hingga 33% menjadi 29,38 ton.

Di segmen nikel, emiten tambang pelat merah ini mencatatkan peningkatan produksi bijih nikel sebesar 131% secara year-on-year (yoy) menjadi 11,0 juta wet metric ton (wmt.  Sejalan dengan produksi, ANTM juga mencatat penjualan bijih nikel sebesar 7,6 juta wmt  atau melesat 132% YoY.


Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap mengatakan, naiknya penjualan bijih nikel didorong oleh pertumbuhan yang solid dari permintaan domestik. Ini seiring dengan berkembangnya industri pengolahan nikel dalam negeri.

Baca Juga: Permintaan Ayam Mulai Pulih, Simak Rekomendasi Saham Japfa (JPFA)

Untuk feronikel, angka produksi maupun volume penjualan ANTM pada tahun 2021 cenderung stagnan. ANTM mencatatkan volume produksi feronikel sebesar 25.818 nikel dalam feronikel (TNi) atau menurun 0,67% secara YoY. 

Realisasi ini sejalan dengan perkiraan produksi yang dipasang Mirae Asset Sekuritas yakni 26.000 TNi. Sementara itu, ANTM mencatatkan volume penjualan sebesar 25.992 TNi, naik tipis 0,7% secara YoY.

Dus, Juan memperkirakan kinerja ANTM tahun lalu akan berada di atas ekspektasi yang dipasang. Anggota holding pertambangan MIID ID ini diproyeksi mengempit  pendapatan sebesar Rp 37,5 triliun  dengan laba bersih Rp 2,4 triliun. Proyeksi ini masing-masing melampaui 13,3% dan 4,3% dari konsensus.

Kinerja ANTM juga bakal lebih solid tahun ini. Untuk 2022,Juan memperkirakan pendapatan ANTM akan mencapai Rp40 triliun  atau nak 6,2% secara tahunan. Proyeksi ini didukung oleh penjualan bijih nikel dan emas yang lebih tinggi, dikombinasikan dengan harga nikel dunia yang solid.

Meski demikian, prospek ANTM diadang oleh  rencana pemerintah yang mempertimbangkan pajak ekspor pada beberapa produk nikel. Pemerintah berencana melakukan pungutan progresif pada nikel pig iron (NPI) dan feronikel pada tahun ini.

Baca Juga: Sempat Lompat 24%, Begini Rekomendasi Saham Indika Energy (INDY)

“Dengan asumsi pungutan sebesar 2%-5% dikenakan atas penjualan feronikel ANTM, kami memperkirakan laba bersih ANTM akan turun sebesar 2,5%-6,3%,” tulis Juan dalam riset, Rabu (26/1).

Namun, Juan masih menunggu peraturan pemerintah untuk memasukkan pungutan progresif ini dalam perkiraan kinerja ANTM. Juan  mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga tidak berubah, yakni Rp 3.200.

 
ANTM Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi