KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (
SSMS) optimis prospek kinerja bisa bertumbuh positif pada tahun 2024. Hal ini lantaran SSMS tetap memfokuskan pada peningkatan produksi dan penjualan. “Optimisme kinerja SSMS bisa bertumbuh positif pada tahun ini juga ditambah dengan SSMS yang menjadi pemegang saham mayoritas dari PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT),” kata
Corporate Secretary SSMS, Deni Agustinus Deni kepada Kontan.co.id, Jumat (12/1). Dengan begitu, menurut dia pengembangan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dapat lebih luas lagi, dan menghasilkan produk-produk turunan dari CPO.
“Kami juga optimis untuk dapat terus melanjutkan tren positif guna memberikan nilai tambah yang terbaik untuk para pemangku kepentingan, terutama para investor,” kata dia.
Baca Juga: Kinerja Triputra Agro (TAPG) Diprediksi Tumbuh Single Digit, Ini Rekomendasi Sahamnya Deni mengatakan, salah satu sentimen pendorong yang bisa diharapkan untuk terus meningkatkan kinerja SSMS di tahun ini yaitu, dengan adanya peningkatan harga acuan CPO yang meningkat, serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat memberikan angin positif bagi industri kelapa sawit. Sementara itu, kinerja emiten kelapa sawit SSMS kurang memuaskan di sepanjang periode Januari–September 2023. Di mana, penjualan dan laba bersih SSMS kompak turun per kuartal III-2023. Menilik laporan keuangan per 30 September 2023, SSMS membukukan penjualan sebesar Rp 4,42 triliun. Ini turun 13,44 secara tahunan atau
year on year (YoY) Rp 5,10 triliun. Rinciannya, penjualan pihak berelasi untuk produk minyak kelapa sawit berkontribusi sebesar Rp 3,99 triliun, inti sawit senilai Rp 159,31 miliar dan Tandan Buah Segar (TBS) sebesar Rp 58,71 miliar. CEO Edvisor Praska Putrantyo mengatakan bahwa pada tahun 2024 ini, prospek kinerja emiten SSMS masih netral karena tren pertumbuhan pendapatan dan laba cenderung turun dibanding periode sama tahun lalu. “Di mana, hal ini sejalan dengan tren harga rata-rata jual CPO yang relatif lebih rendah dibanding tahun sebelumnya (2022),” ujar Praska kepada Kontan.co.id, Jumat (12/1). Selain itu, Praska mengatakan bahwa harga CPO juga diproyeksikan masih bergerak melandai di kisaran RM 3.600-RM 4.000 per ton. Di mana katalis pendorong lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan suplai baik karena faktor cuaca maupun distribusi.
Baca Juga: Bisnis Masih Prospektif, Intip Rekomendasi Saham Pilihan Emiten Komponen Otomotif “Selain itu juga faktor dari tren permintaan dari India dan China sebagai negara importir terbesar CPO,” kata dia.
Praska pun menyarankan kepada investor untuk
speculative buy pada saham SSMS dengan kisaran harga Rp 970 - Rp 1.000 per saham, dan target
exit di Rp 1.050 per saham. “Jika mampu
breakdown di atas level tersebut, maka target berikutnya adalah di harga Rp 1.140 per saham,” ujarnya. Sementara Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, untuk saham SSMS masih
wait and see dengan
support Rp 935 per saham, dan
resistance Rp 990 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi