KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten komponen otomotif Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk (
AUTO) mengaku penjualan ekspornya mengalami penurunan selama periode Januari-September 2023 ini. Kondisi tersebut disebabkan oleh situasi ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor yang belum sepenuhnya pulih.
Menilik laporan keuangan, pendapatan pihak ketiga ekspor AUTO tercatat sebesar Rp 1,13 triliun per kuartal III-2023. Angka ini menyusut 4,60%
year on year (YoY) dibandingkan Rp 1,19 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur AUTO Tujuh Martogi Siahaan mengatakan, melesunya kinerja ekspor utamanya disebabkan oleh pengaruh dari pandemi Covid-19 yang masih dirasakan oleh beberapa negara. Hal ini menyebabkan situasi ekonomi di negara-negara tersebut pun belum sepenuhnya pulih.
Baca Juga: Menilik Prospek Bisnis Astra Otoparts (AUTO) pada Tahun Depan “Kita juga tahu ada beberapa negara yang alami inflasi dan suku bunga tinggi serta pelemahan nilai tukar di tujuan ekspor terhadap dolar Amerika Serikat,” ungkap Martogi, dalam Paparan Publik Virtual, pada Rabu (15/11).
Tak hanya itu, Martogi juga mengatakan bahwa saat ini ada tren perubahan di beberapa negara yang melihat
opportunity di kendaraan listrik, sehingga terjadi persaingan yang cukup ketat di pasar ekspor.
Untuk menghadapi kondisi-kondisi tersebut, AUTO pun terus mencari negara-negara tujuan ekspor baru, terutama di wilayah Asia yang memiliki prospek cukup baik, lantaran pangsa pasar AUTO yang cukup besar pula.
“Jadi kami fokus
mencari negara yang kondisi ekonominya lebih baik,” jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, AUTO sendiri telah melakukan ekspor ke lebih dari 50 negara. Dengan rincian, porsi Asia mencapai 54,9%. Kemudian disusul oleh negara Timur Tengah (25,7%), Afrika (10,6%), Amerika Selatan (5,1%), dan Eropa (3,7%).
Secara keseluruhan, pendapaptan AUTO tercatat mencapai Rp 14,08 triliun per kuartal III-2023. Angka ini naik 4,4%
year on year (YoY) dibandingkan Rp 13,49 triliun pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Apabila dirinci berdasarkan segmen bisnis, kontributor utama pendapatan auto adalah segmen manufaktur yang mencapai Rp 8,68 triliun.
Kemudian disusul oleh segmen perdagangan atau trading dengan kontribusi senilai Rp6,42 triliun.
Dari sisi bottom line, AUTO mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,31 triliun. Angka ini berhasil tumbuh 57,7% YoY dibandingkan Rp 832 miliar pada posisi yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .