KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten bank diprediksi membaik pada kuartal I tahun 2023 menyusul rilis laporan keuangan tahun 2022 yang positif. Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi mengatakan, ada potensi harga saham bank-bank besar mendapatkan katalis positif dari
earnings result tahun 2022 lalu. Kenaikan laba sejumlah bank-bank besar, kata Tirta, disebabkan kredit meningkat, strategi
low-cost funding yang tetap jalan di tengah kenaikan suku bunga, dan perbaikan kualitas aset, sehingga pencadangan
manageable dan ada ekspektasi kenaikan dari sisi dividen baik secara nominal maupun payout.
“Story dividen bisa menjadi katalis positif untuk harga saham big-banks di kuartal I 2023. Apalagi indeks saham global mulai membaik dengan adanya ekspektasi The Fed tak seagresif tahun lalu di tengah tren disinflasi global,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/2).
Baca Juga: IDX Growth30 Kedatangan 5 Saham Baru, Cermati Saham Rekomendasi Analis Tak hanya untuk kuartal I 2023, Tirta memprediksi kinerja emiten bank secara keseluruhan masih positif sepanjang tahun ini. Setidaknya, ada dua alasan yang menyebabkan hal tesebut. Pertama, likuiditas mencukupi terbukti dari loan to deposit ratio (LDR) yang kebanyakan masih dalam regulatory framework, bahkan cenderung cukup di level 80%-85%. Kedua, rasio dana murah masih berpotensi naik seiring dengan strategi digitalisasi perbankan. Menurut Tirta, rasio Current Account Saving Account (CASA) bank-bank besar sudah lebih dari 70%. “Kalau ini dipertahankan dan kredit bisa tumbuh 10%-12% untuk big banks, maka Net Interest Margin (NIM) berpotensi naik meski suku bunga juga dinaikkan,” katanya. Katalis positif untuk bank-bank kecil, terutama bank digital, juga masih menyelimuti setelah melakukan right issue, yaitu kenaikan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan bertambahnya likuiditas. Namun, Tirta menyarankan agar investor lebih selektif dalam berinvestasi di bank-bank kecil. Sebab, bank-bank kecil mayoritas masih ada pada
early stage. “Masalahnya pun serupa, seperti loan growth agresif, tetapi dibarengi dengan kenaikan NPL. Sehingga, meski yield digital bank lebih besar dari big bank maupun conventional bank, tetapi ketutup juga untuk biaya pencadangan,” ujarnya. Bank-bank kecil yang masih di
early stage juga masih membutuhkan investasi di teknologi dan SDM untuk menjalankan strategi transformasi digital. Sebab, banyak bank digital yang semula konvensional, kemudian dirombak menjadi bank digital. Sehingga, selain pencadangan tinggi, cost to income juga tinggi. “Pada akhirnya, modal bisa tergerus karena kerugian dari pendapatan bunga bersih yang belum mampu menutup provisioning dan operational expenditure (opex),” tuturnya.
Menurut Tirta, BBRI dan BBNI akan menjadi emiten bank yang paling prospektif di tahun 2023. “Itu dua big banks yang menjadi top picks kami. Harga saham sekarang masih terdiskon dari fair value-nya. BBRI target price Rp 5.700 per saham, sementara BBNI target price Rp 11.400 per saham,” ujarnya.
Baca Juga: Saham-Saham Ini Menarik Dikoleksi Pasca The Fed Kerek Suku Bunga 25 Bps Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat