Kinerja emiten batubara masih tertekan



JAKARTA. Kinerja emiten sektor tambang batubara masih tertatih karena ketimpangan pasokan dan permintaan. Kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO), semisal, sejatinya masih bisa bertumbuh.

Di semester I-2013, produsen batubara milik keluarga Thohir ini memproduksi 24,94 juta ton batubara, tumbuh 8% year on year (yoy) dari sebelumnya 23,01 juta ton. Tambang Tutupan masih menjadi kontributor utama dengan produksi 18,82 juta ton, sama seperti tahun lalu. Sementara, kontribusi produksi tambang Paringin melompat 436% menjadi 2,52 juta ton.

Sebanyak 3,61 juta ton batubara ADRO disumbang tambang Wara. Meski begitu, pertumbuhan volume penjualan batubara ADRO masih lebih mini dari pencapaian produksi. Medio 2013, ADRO melego batubara yang disebutnya ramah lingkungan itu (envirocoal) sebanyak 25 juta ton atau hanya naik 6%.


"Pada semester I-2013, India menjadi pasar utama," tulis laporan operasional yang diteken Cameron Tough, Kepala Hubungan Investor ADRO, Kamis (1/8). ADRO juga menjual envirocoal ke lebih dari 50 negara lain.

Sayang, laporan keuangan semester I ADRO masih ditelaah secara terbatas. Tapi, ADRO menduga, akan terjadi penurunan akibat melorotnya harga batubara. Akhir Juni, harga batubara acuan Newcastle turun 10% ke US$ 78,89 per ton dari awal kuartal di US$ 87,1.

Agar kinerja tak tertekan, ADRO mengimbanginya lewat efisiensi. Terlihat dari nisbah kupas (stripping ratio) yang turun 17% menjadi 5,69 kali.

Kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) juga masih tertekan. Di semester I-2013, INDY meraup pendapatan US$ 413,25 juta, tumbuh 23,72%. Tapi, beban pokok kontrak dan penjualan INDY melonjak menjadi US$ 323,93 juta dari periode yang sama tahun 2012 yang sebesar US$ 247,21 juta.

Imbasnya, INDY harus puas menelan rugi bersih US$ 7,94 juta di semester I 2013. Padahal, di enam bulan pertama 2012, INDY mampu meraup laba US$ 79,65 juta.

Kemarin, harga INDY turun 3,23% ke Rp 600. Adapun, harga ADRO turun 2,86% ke Rp 680 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yuwono Triatmodjo