KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kembali menggeliatnya industri wisata turut mendorong kinerja emiten biro perjalanan, salah satunya PT Panorama Sentrawisata Tbk (
PANR). Pada kuartal pertama tahun ini, PANR mampu membukukan penjualan ke angka Rp 187,6 miliar, atau tumbuh 181% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Manajemen PANR optimistis dapat mencetak pertumbuhan kinerja pada tahun ini, sejalan dengan pemulihan ekonomi. Sayangnya, untuk sekarang ini Manajemen Panorama Sentrawisata belum dapat menyebutkan target secara detail untuk 2022.
"Kami masih melakukan proyeksi sesuai kinerja kuartal 1 dan kuartal 2 tahun ini, jadi belum bisa disampaikan berapa target secara
full year," kata Sekretaris Perusahaan Panorama, Sadewa pada Kontan.co.id, Jumat (8/7).
Baca Juga: Panorama Sentrawisata (PANR) Mengatur Strategi Tingkatkan Kinerja Menurut Sadewa, Panorama Sentrawisata sekarang ini masih dalam fase pemulihan, namun untuk rencana pengembangan tetap akan fokus pada penguatan struktur usaha. PANR akan fokus pada
market yang
captive dan
enabling teknologi serta memperluas distribusi dengan model bisnis B2B2C. Selain itu, emiten ini juga menjalankan manajemen operasi yang baik untuk menekan kerugian dan memperbaiki struktur biaya. PANR juga berencana untuk melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau
rights issue. Jika dapat dijalankan,
rights issue akan dapat mendukung kegiatan operasional Panorama. Semakin terkendalinya pandemi Covid-19 dan pelonggaran PPKM juga memberikan dampak positif untuk emiten biro perjalanan wisata lainnya, yakni PT Bayu Buana Tbk (
BAYU).
Baca Juga: Kenaikan Harga Tiket Pesawat Menjadi Simalakama Pariwisata Direktur Utama BAYU Agustinus Pake Seko mengatakan, Bayu Buana yang bergerak di sektor pariwisata sangat mengandalkan mobilitas kegiatan masyarakat. Aktivitas usaha dan kinerja Bayu Buana mulai meningkat aktivitas tahun ini.
Sejalan dengan menggeliatnya sektor pariwisata, BAYU juga optimistis mampu menorehkan kinerja ciamik pada tahun ini. Agustinus menargetkan dari sisi pendapatan BAYU bisa mencapai angka Rp 1 triliun atau tumbuh 103,66% dari perolehan pendapatan tahun lalu yang senilai Rp 491,02 miliar. Agustinus optimistis dapat menembus pendapatan Rp 1 triliun hingga tutup tahun lantaran sekarang ini permintaan terbilang tinggi. Pada periode Januari-Maret Tahun 2022, BAYU membukukan pendapatan sebesar Rp 216,15 miliar naik sebesar Rp 147,40 miliar atau 214% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 68,75 miliar. Kontribusi terbesar pendapatan BAYU masih tetap dari segmen korporasi, yakni dari perusahaan minyak dan gas, manufaktur dan farmasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati