TOKYO. Bursa Asia menorehkan penurunan mingguan terbesar sejak Agustus lalu. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, di sepanjang pekan ini, indeks MSCI Asia Pacific merosot 1,5% menjadi 141,31. Aksi jual sejumlah saham yang memiliki kapitalisasi besar menjadi salah satu pemicunya. Beberapa di antaranya yakni: Japan Exchange yang turun 5,8% dan Canon Commercial Bank of China Ltd turun 5,4%.Menurut head of dynamic asset allocation at AMP Capital Investors Ltd Nader Naemi, saat ini banyak sekali risiko di pasar. "Hanya 50% perusahaan yang kinerjanya berhasil melampaui prediksi," jelasnya. Dia menambahkan, sentimen negatif lain yang menggelantungi bursa Asia adalah adanya pengetatan di pasar uang China. "Jika Anda mendapatkan berita ini, pasar akan bergerak volatil," ujarnya. Catatan saja, dari 99 perusahaan yang terhimpun dalam indeks MSCI Asia Pacific yang sudah merilis kinerjanya, 54 di antaranya membukukan laba di bawah ekspektasi. Sementara, 56 perusahaan tak mencapai estimasi penjualan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kinerja emiten dan sentimen China gerus bursa Asia
TOKYO. Bursa Asia menorehkan penurunan mingguan terbesar sejak Agustus lalu. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, di sepanjang pekan ini, indeks MSCI Asia Pacific merosot 1,5% menjadi 141,31. Aksi jual sejumlah saham yang memiliki kapitalisasi besar menjadi salah satu pemicunya. Beberapa di antaranya yakni: Japan Exchange yang turun 5,8% dan Canon Commercial Bank of China Ltd turun 5,4%.Menurut head of dynamic asset allocation at AMP Capital Investors Ltd Nader Naemi, saat ini banyak sekali risiko di pasar. "Hanya 50% perusahaan yang kinerjanya berhasil melampaui prediksi," jelasnya. Dia menambahkan, sentimen negatif lain yang menggelantungi bursa Asia adalah adanya pengetatan di pasar uang China. "Jika Anda mendapatkan berita ini, pasar akan bergerak volatil," ujarnya. Catatan saja, dari 99 perusahaan yang terhimpun dalam indeks MSCI Asia Pacific yang sudah merilis kinerjanya, 54 di antaranya membukukan laba di bawah ekspektasi. Sementara, 56 perusahaan tak mencapai estimasi penjualan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News