KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 142 emiten, per Sabtu (1/5), telah melaporkan kinerja keuangannya di kuartal I-2021. SVP Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan kinerja emiten di kuartal I-2021 ini bila dibandingkan secara tahunan, sesuai dengan ekspektasi mengalami penurunan 9% hingga 15%, karena base di tahun lalu yang terlalu tinggi sementara di kuartal I-2021 ini ekonomi di Indonesia belum dibuka semua. "Sehingga dampak positif pemulihan Indonesia belum terlihat di kuartal I-202I," jelas Janson, Sabtu (1/5).
Bahkan di kuartal I-2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi masih terkontraksi -0,4% hingga -1%. Namun kalau bicara mengenai kondisi kuartal satu dibandingkan dengan kuartal IV-2020 maka sudah terjadi pemulihan.
Baca Juga: IHSG diprediksi bergerak terbatas pada pekan depan, ini sentimen yang perlu dicermati Janson mengatakan di tengah kondisi penurunan secara tahunan, investor tetap perlu melihat sisi positif dari pemulihan kuartal I-2021 dibandingkan kuartal IV-2020. Lebih rinci, Janson mengatakan beberapa sektor di kuartal I-2021 menunjukkan kinerja baik antara lain sawit, nikel dan beberapa bank seperti Bank Tabungan Negara (BBTN) dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR). Sektor-sektor tersebut dinilai memimpin pemulihan secara kuartalan didukung oleh sifat bisnis kedua bank di atas yang melayani pasar tertentu alias spesifik, serta harga sawit dan nikel yang tengah menguat lantaran adanya
supply shock. Janson juga menjelaskan, kinerja emiten di kuartal II-2021 nantinya akan lebih baik secara tahunan, karena di kuartal yang sama tahun lalu hampir seluruh sektor bisnis ditutup.
"Mungkin
earning per share (EPS) di kuartal II-2021 bisa lompat tumbuh 30%-40% ketika distribusi vaksin semakin cepat dan ekonomi sudah mulai terbuka seluruhnya sampai ke jasa restoran, hotel dan pariwisata," imbuh dia. Janson merekomendasikan investor untuk memilih emiten yang berorientasi ekspor, khusus di bergerak di nikel sejalan dengan permintaan energi baru terbarukan untuk kendaraan listrik, dan sawit dengan adanya guncangan pasokan yang disebabkan adanya kekurangan tenaga kerja. Janson merekomendasikan saham AALI
buy on weakness di Rp 9.300 dengan target harga Rp 11.000, LSIP
buy on weakness Rp 1.250 dengan target harga Rp 1.700, ASII
buy on weakness Rp 5.300 dengan target harga Rp 6.700 dan INCO
buy on weakness Rp 3.900 dengan target harga Rp 6.500
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi