Kinerja Emiten Farmasi Masih Prospektif, Begini Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga saat ini nilai tukar rupiah masih terus mengalami fluktuasi. Hal itu akan memberikan dampak yang signifikan pada perusahaan yang memiliki basis impor, terkhusus sektor farmasi. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, fluktuasi rupiah yang berkepanjangan tentu akan memberikan tekanan kepada perusahaan yang memang memiliki basis impor Hal dapat mengerek harga beli bahan baku. 

"Yang tentu saja nanti akan berujung kepada naiknya harga produk," jelas Nico pada Kontan, Senin (24/6). 


Salah satu industri yang memiliki basis impor bahan baku adalah industri farmasi. Walau begitu, Nico melihat prospek emiten farmasi masih positif, meskipun secara situasi dan kondisi global masih kurang baik, namun sektor kesehatan akan selalu berjalan meskipun secara perlahan. 

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Cenderung Mixed pada Selasa (25/6), Simak Rekomendasinya

"Karena masyarakat akan tetap membutuhkan pelayanan kesehatan sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap situasi dan kondisi volatilitas yang ada di pasar," ujarnya. 

Meskipun ada tekanan dari sisi pelemahan rupiah, Nico berharap bahwa kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan akan menjaga daya tarik emiten farmasi. Ia menyebutkan sektor kesehatan merupakan sektor untuk jangka menengah hingga panjang. 

"Dan biasanya, sektor kesehatan juga akan mengalami kenaikan apabila situasi dan kondisi kurang kondusif bagi pasar secara keseluruhan," ucapnya. 

Sementara itu, Fixed Income dan Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi bilang, meski pelemahan rupiah berpotensi membuat COGS farmasi lebih mahal, namun sektor ini mencatat permintaan yang cukup stabil dari konsumen pasca Covid-19.

"Hal itu disebabkan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kebutuhan menjaga lesehatan," jelas Lionel. 

 
KLBF Chart by TradingView

Melihat hal tersebut, secara teknikal Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana  merekomendasikan untuk spec buy pada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target Harga Rp 1.620 - Rp 1.650.

Dia juga memberikan rekomendasi buy pada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target Harga Rp 785 - Rp 800, dan spec buy pada PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dengan target Harga Rp 620 - Rp 650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari