Kinerja emiten komoditas dan konstruksi bisa menanjak hingga tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten berbasis komoditas dan konstruksi masih berjaya di awal tahun ini. Di kuartal I-2018, beberapa emiten LQ45 berbasis komoditas dan konstruksi membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga ratusan persen.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), misalnya, meraih pertumbuhan pendapatan 247,19% (yoy) menjadi Rp 5,73 triliun di kuartal I-2018. Bahkan laba bersihnya melonjak 37 kali lipat  menjadi Rp 245,68 miliar.

Di sektor konstruksi, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 88,47% dan 160,32%. Sang induk, PT Waskita Karya (WSKT), juga mencetak kinerja positif, dengan meraih kenaikan pendapatan dan laba masing-masing 273,88% dan 73,58%.


Analis Senior Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, prestasi emiten kedua sektor itu bisa berlanjut hingga tahun depan. Selain tren kenaikan harga komoditas yang mengerek emiten komoditas, tahun politik turut mendorong kinerja emiten, khususnya sektor konstruksi.

William menjelaskan, peningkatan laba dan pendapatan ANTM didukung tren kenaikan harga emas, serta eksplorasi yang tinggi. Sedangkan tahun politik dan persiapan penyelenggaraan Asian Games membuat kinerja emiten konstruksi bakal melaju. "Ini tahun politik dan ada beberapa proyek sedang dikebut pemerintah. Tahun ini dan tahun depan ada beberapa proyek yang selesai, bahkan sudah dibayarkan, sehingga berdampak positif bagi emiten konstruksi," ungkap dia, kemarin.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe menilai, kenaikan harga komoditas di awal tahun ini telah berdampak positif bagi kinerja emiten komoditas. Namun hal tersebut belum tentu baik hingga akhir tahun nanti, mengingat fluktuasi harga komoditas.

"Jika kuartal II-2018 harga komoditas naik, ya ikut naik. Tapi ini belum tentu aman sampai akhir tahun. Kalau konstruksi cukup aman, karena proyek pemerintah targetnya sampai tahun depan," ujar Kiswoyo.

Jika pun investor tetap ingin masuk saham sektor komoditas, disarankan tidak memilih emiten batubara, melainkan sektor non logam seperti nikel dan timah. Sedangkan untuk sektor konstruksi, Kiswoyo menyebutkan prospek semua saham konstruksi BUMN aman untuk dimiliki hingga akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati