KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor otomotif dinilai masih akan baik hingga tahun 2024 didorong oleh beberapa sentimen. Analis Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy mengatakan, kenaikan suku bunga yang agresif baru-baru ini, mendorong potensi kelanjutan pertumbuhan penjualan produk otomotif ke depannya. “Optimisme tersebut didasari oleh potensi peningkatan mobilitas masyarakat pada masa pemilu tahun 2024 yang akan melalui beberapa tahapan pemilu,” ujarnya dalam riset Mirae Asset Sekuritas tertanggal 14 November 2023.
Berdasarkan data hingga tahun 2022, volume penjualan mobil tahunan di Indonesia hanya berhasil mencapai 0,4 unit per 100 penduduk.
Baca Juga: Buka Peluang Ekspansi, Ini Strategi Investasi Astra International (ASII) pada 2024 Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand, yang masing-masing sebesar 1,8 dan 1 unit per 100 orang. Sementara, Korea Selatan dan Jepang masing-masing mencapai 2,4 dan 3,1 unit per 100 orang. “Karena masih rendahnya penetrasi pasar, kami melihat potensi besar bagi industri otomotif Indonesia untuk melanjutkan momentum pertumbuhannya di masa depan,” tuturnya. Selain suku cadang, industri vertikal lain di sektor otomotif, seperti jasa keuangan, khususnya pembiayaan dan asuransi, juga ikut terdorong. Menurut Robertus, beberapa kampanye pemasaran agresif yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di sektor-sektor ini dapat menjaga momentum pertumbuhan sektor otomotif.
Baca Juga: Astra International (ASII) Catatkan Penjualan Mobil 465.869 Unit Hingga Oktober 2023 “Oleh karena itu, kami mempertahankan pandangan positif kami dengan peringkat
Overweight untuk Sektor Otomotif,” paparnya. Robertus pun merekomendasikan
trading buy untuk PT Astra International Tbk (
ASII) dengan target harga Rp 6.700 per saham.
Meskipun potensi kontribusi UNTR lebih rendah, karena tren harga batubara yang tidak menguntungkan, segmen Otomotif dan Jasa Keuangan ASII berpotensi mendukung kinerja konsolidasi grup di masa depan.
Robertus memproyeksikan, kedua segmen tersebut akan memberikan kontribusi total sebesar 67% terhadap Laba Bersih konsolidasi ASII pada tahun 2024. Perhitungan ini tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi lainnya.
Baca Juga: Asing Bukukan Net Sell di Tengah Kenaikan IHSG, Cek Saham Terbesar yang Dilego “Ini naik dari 58% laba bersih konsolidasi per September 2023, yang menegaskan peran penting kedua sektor itu dalam mempertahankan kinerja keuangan ASII,” papanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli