KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten pelayaran berhasil membukukan kinerja yang ciamik pada semester pertama 2022. Pertama ada PT Samudera Indonesia Tbk (
SMDR) yang mencatatkan lonjakan pendapatan 101% secara
year on year (yoy) menjadi US$ 551,2 juta pada semester pertama 2022. Seiring dengan itu, SMDR juga meraih kenaikan laba bersih sebesar 391% yoy menjadi US$ 115,8 juta di semester pertama 2022. Dalam catatan Kontan, Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M. Mulia mengatakan, SMDR optimistis mampu mencapai target pendapatan senilai US$ 1 miliar hingga akhir 2022. Kinerja Samudera Indonesia ditopang oleh permintaan terhadap jasa angkutan kapal, terutama dari sektor komoditas. SMDR pun sudah memiliki armada kapal yang mumpuni apabila mendapat pemesanan pengangkutan batubara ke Eropa.
Baca Juga: Data Makro Ekonomi Dukung Pergerakan IHSG, Ini Sektor dan Saham Unggulan Mirae Asset Sejauh ini, Samudera Indonesia melayani pengangkutan komoditas tersebut ke beberapa negara Asia seperti China dan India. Baru-baru ini, SMDR juga telah menambah satu kapal tanker baru dan sudah mulai beroperasi. Bulan September nanti, SMDR rencananya akan mendatangkan lagi satu kapal tanker dan satu kapal peti kemas. Terakhir, pada Desember mendatang, akan ada satu kapal peti kemas lagi yang akan diterima SMDR. Kedua, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (
PSSI) juga berhasil mencetak kinerja cerah pada paruh pertama ini. PSSI meraup pendapatan usaha US$ 56,2 juta, tumbuh sekitar 23% dari periode yang sama tahun lalu. Tumbuhnya pendapatan usaha di antaranya berasal dari pendapatan sewa berjangka segmen usaha kapal kargo curah dan Fasilitas Muatan Apung (FLF). Per 30 Juni 2022, total volume angkutan PSSI tercatat lebih dari 13,8 juta metrik ton. PSSI membukukan laba bersih periode berjalan yang tumbuh 160% menjadi US$ 18,8 juta dari US$ 7,2 juta. Direktur Utama PSSI, Iriawan Ibarat mengatakan, kenaikan laba di antaranya juga didorong kinerja yang lebih baik dari seluruh aset dengan tingkat utilisasi yang tinggi antara 85% - 95%. "Kami tetap yakin dengan kemampuan kami untuk menavigasi berbagai tantangan, mengelola sumber daya kami secara dinamis, dan mendorong pengembalian jangka panjang yang semakin meningkat bagi pemegang saham," ujar Iriawan dalam keterbukaan informasi.
Baca Juga: Saham-saham Emiten Baru Punya Nasib Berbeda, Ini Rekomendasi Saham Jagoan Analis Ketiga, ada Trans Power Marine (
TPMA) membukukan pendapatan senilai US$ 28,76 juta pada semester pertama tahun ini. Nilai tersebut tumbuh 51,95% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 19,61 juta. Trans Power Marine mencetak laba bersih US$ 5,93 juta atau meningkat 170,77% dari periode yang sama tahun lalu US$ 2,19 juta. Direktur TPMA, Rudy Sutiono mengungkapkan, pertumbuhan kinerja TPMA tertopang oleh permintaan yang tinggi untuk angkutan batubara. Ia memprediksi TPMA bisa meraih kinerja keuangan yang lebih tinggi pada akhir tahun 2022. "Peluang ke depannya masih baik karena harga batubara dunia masih tinggi," ujarnya pada Kontan, Kamis (11/8). Di tengah banyaknya permintaan, TPMA juga berencana untuk menambah armada, hanya saja TPMA masih menunggu turunnya harga armada. "Mudah-mudahan di akhir tahun bisa direalisasi," ungkap Rudy.
Baca Juga: Perusahaan Sektor Transportasi dan Logistik Turut Ramaikan IPO di 2022 Realisasi kinerja yang cemerlang ini turut memoles saham-saham emiten pelayaran. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, saham-saham dari pelayaran masih menarik untuk dicermati. "Sektor ini masih memiliki prospek cukup baik, seiring dengan aktivitas yang mulai normal serta pemulihan ekonomi dapat meningkatkan aktivitas
shipping. Hal ini juga tercermin pada beberapa saham yang mencatatkan kinerja positif seperti TMAS dan SMDR," kata Azis. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati