KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten
poultry sempat tertekan di semester I 2023 lalu. Namun, kinerja emiten di sektor ini mulai bangkit di kuartal III 2023.
Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim mengatakan kinerja
poultry mencatatkan pertumbuhan yang sejalan dengan konsensus pasar pada kuartal III. Dimana pemain besar di industri ini yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) berhasil mencatatkan pertumbuhan
sales yang positif masing-masing sebesar 8,48% YoY dan 2,65% YoY hingga kuartal III. Perusahaan juga efektif dalam mengendalikan kenaikan biaya pokok yang tercermin dari perbaikan margin.
“Kami melihat prospek emiten
poultry cukup positif di tengah berlanjutnya penurunan pada harga jagung dan kedelai. Sementara itu harga DOC dan boiler juga masih mencatatkan kenaikan di tengah rencana pemerintah yang akan kembali melakukan
culling program,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (6/11).
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Adaro Energy (ADRO) Usai Laba Bersih Turun 36,31% Adapun menurutnya, tantangan terbesar untuk industri ini adalah potensi kenaikan pada harga bahan pakan ternak dimana pasokan sempat terganggu akibat EL Nino. Namun El Nino diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan November sehingga stok bahan pakan ternak berpotensi untuk kembali normal dalam waktu yang tak terlalu lama. Untuk rekomendasi saham emiten
poultry, Lukman merekomendasikan
trading buy pada saham CPIN dan JPFA. Di lain sisi,
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan adanya kenaikan UMR dan gaji ASN sebesar 8% diperkirakan akan mendorong prospek emiten
poultry ke depannya. Sementara itu, emiten
poultry yang menurut dia paling
resilient di tengah gejolak ekonomi sepanjang tahun ini adalah CPIN dan JPFA. Adapun menurut Reza, tantangan terbesar emiten sektor
poultry adalah adanya pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang memberikan tekanan pada kinerja keuangan. Mengingat porsi impor jagung yang terbilang besar. Untuk pilihan saham
poultry, ia juga merekomendasikan saham CPIN dan JPFA.
Baca Juga: Harga Saham-Saham Debutan IPO Banyak yang Menguat, Mana yang Masih Menarik? “Karena
market cap-nya yang paling besar ada di 2 saham tersebut untuk sektor
poultry,” kata dia. Ia melanjutkan, secara fundamental CPIN masih yang jadi utama dengan
net profit margin yang tertinggi di industri. Namun secara valuasi, JPFA saat ini masih di-
trading jauh di bawah
peers-nya. Selain itu JPFA juga memiliki
dividend yield yang tinggi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi