KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti tampaknya masih belum kokoh. Secara kinerja keuangan per kuartal III 2024, para emiten berhasil membukukan pendapatan, laba, dan marketing sales yang menggembirakan. Sayangnya, kinerja saham para emiten properti masih lemah sejak awal tahun ini. Emiten seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan laba, tetapi harga saham tetap tertekan diduga karena aksi profit taking. Baca Juga: Rekomendasi Saham CTRA yang Diproyeksi Berkinerja Positif Hingga Akhir Tahun
BSDE Chart by TradingView Kinerja Saham dan Indeks Properti: Meskipun laporan keuangan positif, harga saham emiten properti tetap tertekan. Saham BSDE turun 6,02% YTD, saham CTRA turun 4,27% YTD, dan saham PWON terkoreksi 4,85% YTD. Sebaliknya, saham MTLA dan PANI menunjukkan kinerja lebih baik, dengan PANI melonjak 201,02% YTD. Analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora, menilai penurunan kinerja saham ini disebabkan oleh aksi profit taking. "Mayoritas saham emiten properti mengalami kenaikan signifikan sejak Juni 2024," ujar Andhika. Ia juga merekomendasikan beli untuk PWON dan BSDE, dengan target harga masing-masing Rp 470 dan Rp 1.150 per saham. Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Tumbuh di Kuartal III 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya Prospek dan Rekomendasi: Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, menilai kinerja emiten properti tetap menarik dan didukung oleh kebijakan pemerintah serta potensi penurunan suku bunga. "Jika melihat dari segi kuantitatif, kinerja PANI cukup menarik dengan kenaikan laba dan pendapatan yang impresif," jelas Miftahul. Ia merekomendasikan trading buy untuk saham PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), masing-masing dengan target Rp 104 dan Rp 625 per saham. Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan penurunan suku bunga, sektor properti diperkirakan akan terus tumbuh di kuartal IV 2024 hingga tahun 2025, meskipun masih dihadapkan dengan tantangan aksi *profit taking* di pasar saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Yudho Winarto