Kinerja emiten properti masih lesu



JAKARTA. Penjualan properti sepanjang semester I-2016 masih lesu. Ini tercermin dari rata-rata realisasi target marketing sales atau pra penjualan enam emiten selama enam bulan pertama tahun ini masih sekitar 33%.

Total nilai marketing sales yang dibukukan keenam emiten properti baru sekitar Rp 10,3 triliun atau 33% dari total target yang telah ditetapkan tahun ini yakni Rp 31,36 triliun. Seluruh emiten mengalami perlambatan marketing sales jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Namun, sejumlah emiten masih optimistis bisa mencapai target yang ditetapkan tahun ini. Optimisme tersebut seiring adanya kebijakan tax amnesty yang diharapkan bisa mendorong penjualan properti dan adanya pelonggaran aturan pembiayaan properti untuk kredit inden.


Salah satunya, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang mengantongi marketing sales Rp 1,14 triliun, atau 37% dari target yang dipatok tahun ini yakni Rp 3,1 triliun. Ini turun 42,8% dibandingkan dengan perolehan marketing sales pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2 triliun.

Minator Basuki, Direktur Keuangan PWON mengatakan, sepanjang paruh pertama tahun ini perseroan belum merilis proyek baru. Meski demikian, dia berharap kebijakan tax amnesty bisa menopang penjualan perseroan tahun ini seiring dengan rencana perserian merilis tiga proyek baru.

Lalu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencetak pra penjualan Rp 2,5 triliun atau 37 % dari target tahun ini yakni Rp 6,86 triliun. Perolehan tersebut turun 26,7% dari periode paruh pertama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 3,45 triliun.

Meski secara tahunan melambat, namun secara kuartal masih naik, di mana marketing sales di kuartal II mencapai Rp 1,32 miliar atau naik 10% dari Rp 1,2 triliun pada kuartal sebelumnya.

Kevin Halim, analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya mengatakan, rendahnya pencapaian pra penjualan di semester I 2016, karena beberapa emiten belum meluncurkan proyek baru. Ia memperkirakan, perusahaan properti tidak mampu melebihi target marketing sales yang telah dipatok tahun ini, karena banyak yang masih harus dipersiapkan perusahaan di paruh kedua ini.

Kendati begitu, Kevin masih tetap merekomendasi overweight untuk sektor properti, karena program pengampunan pajak (tax amnesty) akan membantu mendorong sentimen positif terhadap sektor tersebut. Hanya saja, pencapaian marketing sales emiten properti harus kuat agar dapat melanjutkan outperform. "Kami khawatir angka yang kuat tersebut baru akan terlihat kuartal IV, karena sebagian besar orang harus mengurus administrasi tax amnesty dulu," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini