KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor ritel masih akan bertumbuh, kendati dibayangi perlambatan daya beli. Stabilnya perekonomian dalam negeri menjadi pendorongnya. Analis BRI Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto menyebutkan, kinerja emiten sektor ritel masih bertumbuh pada semester I 2024. Ia memprediksi sektor ritel akan melaporkan pertumbuhan laba inti sebesar 30% kuartalan (QoQ) di kuartal II 2024 atau tumbuh 4,5% secara tahunan (YoY). Secara akumulatif diperkirakan tumbuh 10% YoY di semester I 2024. Pertumbuhan didorong oleh kinerja PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) dengan kenaikan 24% YoY dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) tumbuh 4% YoY. "Sebaliknya, kami memperkirakan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) akan menunjukkan pertumbuhan laba inti tahunan yang negatif," tulisnya dalam riset, Jumat (12/7).
Ia menjelaskan, hal tersebut karena marjin laba kotor yang lebih rendah dan opex atau biaya operasional yang lebih tinggi, meskipun ekspansi gerai yang berkelanjutan dapat mendukung pertumbuhan penjualan kuartal II dan semester I, masing-masing sebesar 18% YoY. Secara keseluruhan, Natalia memperkirakan sektor ritel akan melaporkan kinerja yang sejalan dengan estimasi konsensus untuk semester I 2024.
Baca Juga: Ekspansi Gerai Dorong Prospek Emiten Ritel Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya Namun, faktor-faktor seperti boikot Starbucks yang mempengaruhi MAPI, biaya operasional yang terkait dengan ekspansi MAPA di luar negeri dan bauran produk untuk ACES dan MIDI dapat mempengaruhi margin peritel di kuartal II dan semester I. "Kinerja 'topline' yang kuat ditambah dengan pertumbuhan 'bottomline' yang lebih lambat dapat mengindikasikan peningkatan daya beli yang moderat, dan oleh karena itu, lebih banyak waktu yang diperlukan untuk melihat dampak penuh dari pembukaan toko di sektor ritel," tulis Natalia dalam risetnya.. Apalagi, berdasarkan surveinya pada minggu pertama bulan Juli 2024, ia menemukan bahwa merek-merek MAPA secara konsisten menawarkan berbagai promosi mingguan selama dua bulan terakhir setelah musim Ramadhan. Menurutnya, tren itu menunjukkan potensi pelemahan penjualan. Di sisi lain, ACES mempertahankan pertumbuhan rata-rata penjualan di tiap toko alias same-store sales growth (SSSG). MIDI juga melaporkan SSSG kuartal II 2024 sebesar 5,8%, sehingga secara akumulasi di semester I sebesar 9,4% dengan SSSG dua digit yang berkelanjutan sepanjang Mei dan Juni. Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai emiten sektor ritel masih akan menghadapi sejumlah tantangan pada semester II. Sentimen terkait boikot, pelemahan daya beli dan tingkat konsumsi masih akan membayangi. Selain itu, suku bunga yang masih bertahan tinggi juga masih akan menghantui. "Karena dapat mempengaruhi kinerja marjin keuntungan," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (28/7). Ia pun sepakat bahwa perlu melihat lebih jauh terkait hasil kinerja kuartal II. Namun, ia memperkirakan kinerja emiten sektor ritel masih akan tumbuh seiring dengan stabilnya perekonomian dalam negeri, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang secara rata-rata masih di atas level 200. Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumsi (IKK), meski terkoreksi tetapi masih berada di atas level 100. "Sehingga menjadi indikator perekonomian dalam negeri masih stabil," kata Nafan.
Baca Juga: Ada Kocok Ulang Konstituen Indeks KOMPAS100, Simak Rekomendasi Sahamnya Natalia mempertahankan pandangan overweight untuk saham sektor ritel, dengan ACES dan MIDI menjadi pilihannya. ACES didorong potensi pertumbuhan laba yang masih terjaga dan kepemilikan investor asing masih di bawah tahun 2022, serta adanya pemangkasan dana lokal di Juni 2024. Sementara untuk MIDI, Natalia meyakini kinerjanya tetap solid di semester I 2024 dan dapat menarik lebih banyak minat dari investor lokal dan asing. Sementara secara teknikal, Nafan menyukai ACES dan MAPI. Ia merekomendasikan akumulasi beli untuk kedua saham itu, dengan target harga ACES di Rp 992 dan MAPI di Rp 1.745. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat