Kinerja Emiten Rumah Sakit Melorot, Analis Rekomendasikan Beli Saham HEAL dan MIKA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten rumah sakit kompak mencatatkan penurunan kinerja sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Analis memperkirakan kinerja di semester II ini masih akan tertekan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 24,91% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 2,32 triliun. Laba bersih Rumah Sakit Hermina anjlok 231,33% yoy menjadi Rp 164,38 miliar.

PT Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk (MIKA) juga membukukan penurunan pendapatan sebesar 13,02% yoy Rp 2,07 triliun dan laba bersih turun 13,98% yoy menjadi Rp 529,76 miliar.


Kemudian, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) membukukan penurunan pendapatan sebesar 1,54% yoy menjadi Rp 637,91 miliar, tetapi bottom line mencatatkan rugi bersih Rp 24,76 miliar dari sebelumnya laba Rp 87,89 miliar.

Baca Juga: Masuk Indeks LQ45, Berikut Rekomendasi Saham Bank Jago (ARTO) dari Para Analis

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat penurunan kinerja emiten rumah sakit di semester I kemarin akibat adanya penurunan di segmen rawat inap dan rawat jalan.

"Hal ini dikarenakan sudah terkendalinya kasus Covid-19 yang menyebabkan bad occupancy ratio (BOR) menjadi berkurang yang menyebabkan pendapatan emiten rumah sakit berkurang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/8).

Andhika juga mengamati, di semester II ini prospek emiten rumah sakit akan lebih berat. Menurutnya, hal ini dikarenakan rupiah terhadap dollar melemah yang membuat bahan baku obat-obatan naik.

"Hal ini bisa membuat margin keuntungan emiten rumah sakit dari penjualan obat bisa menurun," katanya.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei turut berpandangan bahwa tahun ini diperkirakan kinerja emiten rumah sakit akan flat. Menurutnya, hal itu karena pertumbuhan emiten rumah sakit saat ini akan lebih didorong dari pertumbuhan volume daripada pertumbuhan tarif layanan (harga) yang terjadi pada tahun lalu.

"Sehingga tahun ini kinerja emiten rumah sakit diperkirakan akan flat atau hanya tumbuh tipis dari tahun lalu," jelasnya.

Baca Juga: Harga Nikel Mulai Melandai, Simak Rekomendasi Saham ANTM, INCO, hingga HRUM

Untuk prospeknya, Jono memberikan pandangan positif. Katanya, beberapa sentimen yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja emiten rumah sakit, seperti meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan pasca pandemi dan penetrasi kesehatan yang masih rendah terutama di luar pulau Jawa.

Kemudian,  kebutuhan fasilitas kesehatan juga terus meningkat seiring dengan kenaikan populasi.

Dirinya juga melihat bahwa emiten rumah sakit saat ini kembali fokus ke bisnis dasarnya dan terus meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang lebih kompleks (Center of Excellence) serta mengembangkan digitalisasi rumah sakit untuk efisiensi proses bisnis.

Emiten rumah sakit juga terus melakukan ekspansi dengan menambah 2-3 rumah sakit baru tiap tahunnya, terutama pada wilayah yang berpotensi.

Dari sana, Jono merekomendasikan buy untuk MIKA dengan target Rp 2.950. Menurutnya, MIKA merupakan emiten rumah sakit yang memiliki kinerja terbaik saat ini, apalagi neraca keuangannya sangat sehat karena memiliki kas yang banyak dan tidak ada utang berbunga seperti bank dan obligasi.

"Kinerja MIKA di semester I-2022 ini lebih bagus dari rata-rata emiten rumah sakit lainnya, sehingga MIKA terbukti dapat melewati berbagai tantangan dan layak dijadikan pilihan investasi," paparnya.

Baca Juga: Harga Turun Di Bawah 300, Analis Rekomendasi Beli Saham GOTO, Simak Alasannya

Sementara Andhika menyarankan investor yang tertarik masuk ke emiten rumah sakit untuk trading jangka pendek terlebih dahulu menilik capaian kinerja semester I.

Adapun saham MIKA direkomendasikan buy di support Rp 2.460 dengan target penguatan Rp 2.850 dan HEAL di support Rp 1.300 dengan target penguatan Rp 1.480.

"Pergerakan harga HEAL dan MIKA sudah tertekan dan memang harga di market sudah terprice-in dengan rilis kinerja yang terjadi," imbuhnya.

 
MIKA Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi